"WELCOME to MUCHLIS's MARKATEGIC"... HAVING FUN ...

Jumat, 25 Juni 2010

Strategi Pemasaran Adenium

I. Latar belakang
Godong Ijo, saat ini memfokuskan kegiatan bisnisnya pada tanaman Adenium. Hal ini tentu memiliki beberapa alasan khusus, adalah karena Adenium memiliki kelebihan-kelebihan sebagai tanaman hias yang dapat dikembangkan menjadi skala usaha.

Adenium adalah tanaman yang berasal dari semenanjung arab dan gurun afrika. Namun demikian, saat ini adenium sudah merambah hampir ke semua negara, terutama Asia. Satu dekade belakangan ini bahkan adenium sudah dimuliakan (hibridisasi) oleh beberapa negara, terutama oleh para penangkar, sehingga bentuk dan warna bunganya tidak lagi seperti species aslinya, tetapi beraneka ragam. Godong ijo sampai saat ini telah mengkomersialkan lebih dari 250 jenis varietas yang berbeda, dan akan selalu mengeluarkan jenis-jenis baru setiap tahun. Keunikan dan keanekaragaman warna bunga adenium, merupakan salah satu faktor mengapa Godong Ijo membudidayakannya. Varietas yang beraneka ragam dan selalu menampilkan jenis-ienis baru, menjadi kunci keberhasilan Godong Ijo untuk terdepan dalam produksi dan pemasaran adenium di Indonesia.

Adenium secara alamiah akan tumbuh seperti bonsai dengan bonggol yang membesar dalam waktu yang tidak terlalu lama. Bentuk bonggol adenium unik, tanaman satu dengan lainnya memiliki ciri khas sendiri-sendiri, dan sulit sekali dijumpai adenium berumur lebih dari 2 tahun dengan bentuk bonggol yang sama, satu dengan lainnya. Keunikan lain adalah bonsai yang berbunga. Jika bonsai biasanya disukai oleh kalangan pria, sedangkan bunga disukai oleh wanita, maka adenium dapat memadukan keduanya. Bahkan adenium bisa menjadi tanaman yang tidak membosankan, karena apabila pemilik sudah bosan dengan warna bunganya, dapat diganti (digrafting) dengan batang atas varietas terbaru. Dalam waktu 2-3 bulan berikutnya, sudah dapat dinikmati warna bunga baru pada bonggol bonsai yang sama.

Tidak banyak jenis tanaman dengan keanekaragaman bunga seperti Adenium. Kelompok lain yang juga memiliki aneka macam bunga yang beragam, terbatas pada anggrek maupun mawar.

Selain keunikan-keunikan diatas, Adenium adalah jenis tanaman yang relatif mudah dibudidayakan. para peminat tanaman hias walaupun tingkat pemula, dapat menikmati keindahan bunganya, dengan pengalaman perawatan yang masih terbatas.

II. Potensi pasar adenium di Indonesia
Sejak Godong Ijo memproduksi dan memasarkan tanaman Adenium beberapa tahun yang lalu, pasar selalu tumbuh dengan baik, diindikasikan dengan penjualan yang selalu meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pasar belum jenuh, dan masih berpotensi untuk terus merambat naik. Beberapa indikasi lain dari adanya konsumen baru tingkat pemula yang selalu bertambah, menunjukkan bahwa semakin dikenalnya adenium oleh masyarakat, makin banyak pula konsumen yang ingin memilikinya. Ditunjang dengan keluarnya jenis-jenis baru secara periodik, konsumen kelas kolektor tingkat lanjut tidak merasa bosan untuk membeli jenis-jenis baru untuk menambah dan melengkapi koleksinya. Bahkan akhir-akhir ini, para kolektor juga mulai melirik tanaman adenium berbonggol besar dan unik.

Adenium juga beradaptasi dengan baik di daerah beriklim tropis, sehingga Iklim di Indonesia sesuai untuk pertumbuhannya. Hal tersebut tentu mengakibatkan juga para hobiis tanaman ini tidak terbatas di kota besar ataupun di daerah pegunungan saja, tetapi hampir semua tempat di Indonesia.

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi yang mulai merangkak naik setelah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, mengakibatkan daya beli masyarakat juga meningkat. Peningkatan ini mengakibatkan bergesernya jenis kebutuhan masyarakat. Memiliki dan mengkoleksi bunga, bukan lagi menjadi kebutuhan mewah, bahkan untuk beberapa kalangan, sudah menjadi kebutuhan sekunder. Potensi pasar dalam negeri saja sebenarnya masih sangat besar, mengingat Indonesia dengan 220 juta penduduk (nomor 4 terbesar di dunia), tentu merupakan potensi yang sangat tinggi.

III. Potensi Pasar Adenium dan Tindak Lanjutnya Oleh Godongijo
Potensi pasar, dapat diperkirakan perkembangannya melalui berbagai kegiatan yang dilakukan Godong Ijo selama ini, antara lain:

Pameran.
Pameran, adalah salah satu tolak ukur seberapa jauh perkembangan suatu jenis tanaman tumbuh dan diterima pasar. Sejak Godongijo mulai mengikuti pameran-pameran di tahun 2000 sampai sekarang, terlihat stand yang menjual tanaman adenium selalu bertambah. Bahkan jika melihat sekilas Flona 2006 Lapangan Banteng pada bulan agustus yang lalu, diperkirakan lebih dari 60% stand menjual adenium, walaupun tidak semuanya menjadi komoditi utama.

Godongijo selalu berusaha memperkenalkan tanaman Adenium melalui berbagai macam pameran.

Pameran, dapat menjadi ciri eksistensi sebuah perusahaan beserta produk-produknya. Perusahaan yang rutin mengikuti pameran, akan memiliki citra positif di kalangan konsumen. Godong Ijo sangat memahami hal tersebut. Bahkan, pameran Flona yang diselenggarakan setiap bulan Agustus di Lapangan Banteng Jakarta, dijadikan ajang untuk memperkenalkan serial varietas baru. Pameran juga menjadi ajang komunikasi langsung antara produsen dengan konsumen. Perusahaan akan mendapat data secara langsung produk-produk apa yang disukai konsumen, sebaliknya konsumen juga bisa secara langsung menanyakan berbagai hal tentang produk.

Data menunjukkan bahwa dari berbagai macam pameran yang diikuti oleh Godong Ijo, gairah konsumen makin meningkat. Contohnya pameran Flona yang setahun sekali diadakan di Lapangan banteng, selalu menjadi agenda tahunan Godong Ijo karena di pameran tersebut, hasilnya selalu signifikan bertambah. Bahkan beberapa pameran di luar kota, juga menunjukkan gairah yang sama.

Pameran juga digunakan sebagai ajang edukasi pasar. Pada saat pameran, konsumen bisa bertemu dan berkomunikasi secara langsung dengan produsen. Komunikasi tidak hanya sebatas produk apa yang diperjual belikan, tetapi juga banyak pertanyaan menganai perawatan tanaman, serta tanya jawab tentang kesulitan-kesulitan yang dialami konsumen, sehingga menjadi ajang konsultasi konsumen kepada produsen. Makin tinggi pengetahuan konsumen mengenai adenium, tentu akan menambah kualitas pemeliharaan adenium di tingkat konsumen, sehingga konsumen puas dengan adenium, dan muara akhirnya tentu menambah jumlah kolektor yang selalu membeli adenium.

Memperluas Jangkauan Pemasaran Melalui Sistem Agen

Tidak kenal maka tidak sayang. Dalam dunia tanaman hias juga berlaku demikian. Meningkatnya antusiasme penggemar adenium di Indonesia, tentu juga akan meningkat jika di suatu kota atau daerah, ada pihak-pihak yang memulai dan menindak-lanjuti pengenalan tanaman adenium.
Saat ini Godong Ijo telah memiliki 12 agen dan 5 sub agen tersebar diberbagai kota di Indonesia. Tujuan utamanya adalah sebagai berikut:
  • Mendekatkan konsumen dengan Godong Ijo, sehingga peminat luar kota bisa memilih berbagai varietas yang diinginkannya, tanpa harus ke Jakarta.
  • Memotong rantai pemasaran, sehingga harga ditingkat konsumen akhir (end user) tidak jauh berbeda dengan harga ditingkat produsen, sehingga harga akhir masih terjangkau oleh masyarakat.
  • Mengefisiensikan biaya distribusi dan pemasaran, karena sebagian biaya tersebut menjadi tanggungan agen.
  • Mengurangi beban piutang perusahaan kepada konsumen secara langsung, karena konsumen bertransaksi dengan para agen, dan Godong Ijo lebih terbatas bertransaksi langsung dengan para agen
  • Membagi resiko pemasaran, serta membantu promosi ke daerah-daerah. Perusahaan, juga mendapat informasi dari para konsumen luar kota melalui agen.
  • Menambah frekwensi pameran di daerah. Agen akan mewakili Godongijo untuk mengikuti pameran di daerahnya. Dengan adanya agen, akan mempermudah serta mempertinggi frekwensi keikutsertaan Godongijo dalam pameran-pameran di daerah.
  • Bertambahnya agen di beberapa kota, menunjukkan bahwa potensi market di berbagai daerah di Indonesia belum tergarap semuanya. Hal tersebut menunjukkan pula bahwa potensi yang sebenarnya masih besar.

Potensi Pasar di Show room utama Godong Ijo
Godong Ijo juga membuka show room di kebun sendiri di Cinangka – Sawangan Depok, untuk beberapa alasan, yaitu
  • Sebagai model untuk show room para agen.
  • Menjadi ajang uji coba pemasaran, terutama untuk pengembangan dan keragaman produk, serta diversifikasi produk, contohnya pemasaran jenis tanaman lain, sarana produksi pertanian, serta adanya counter makanan-minuman (cafe).
  • Tempat pelatihan untuk para karyawan agen.
  • Menjangkau konsumen ritel dari sekitar Jabotabek. Angka penjualan di show room, juga digunakan untuk memperkirakan potensi market ritel, sehingga memudahkan Godong Ijo untuk membuat prakiraan produksinya.
  • Tempat yang representatif untuk mendapatkan semua jenis, varietas, serta ukuran produk-produk yang dijual oleh Godong Ijo.

Konsumen ritel, juga menunjukan perkembangan yang menggembirakan, dengan volume penjualan yang baik. Hal tersebut juga menunjukkan potensi market yang masih besar dikawasan Jabotabek.

Potensi Pasar di Sekitar Jabotabek.
Untuk mengantisipasi besarnya minat konsumen di berbagai tempat di Jabotabek, Godongijo juga memperluas daerah jangkauan pemasaran dengan cara membuat outlet yang dikelola sendiri, sebagai show room tambahan di luar Cinangka.

Saat ini Godongijo telah membuka cabang di Flora Alam Sutra, tangerang, dengan tujuan memperluas daerah pemasaran ke arah barat dari kota Jakarta. Seperti diketahui, Bumi Serpong Damai (BSD) dan sekitarnya sekarang telah tumbuh menjadi sebuah kota mandiri yang sangat potensial sebagai daerah pemasaran Adenium. Mendatang, tentu Godongijo masih berkeinginan untuk membuka gerai/cabang di tempat lain.

Sistem penjualan yang beragam.
Makin dikenalnya Godong Ijo oleh berbagai kalangan di Indonesia, menjadikan potensi pasar makin luas, bahkan sebagian belum terjangkau oleh agen. Untuk menggarap potensi pasar tersebut, Godong Ijo membuat sistem penjualan melalui paket ke luar kota atau mailing shop. Konsumen bisa melihat bunga yang diinginkan melalui beberapa media yang disebarkan, baik media cetak maupun lewat internet. Selanjutnya transaksi dapat dilakukan dengan komunikasi jarak jauh (telfon, faximile, SMS phone maupun internet). Pengiriman barang dilakukan lewat paket, dan pembayaran lewat transfer. Data menunjukkan bahwa potensi market untuk penjualan jenis ini juga masih besar.

IV. Strategi Produksi Adenium di PT Godongijo Asri
Potensi pasar yang sedemikian besar, tentu memerlukan berbagai sarana dan prasarana yang prima untuk dapat melayaninya. Untuk dapat melayani potensi pasar yang besar tersebut, Godong Ijo selalu melakukan pengembangan usahanya, dengan memperbesar produksi, memperlebar jangkauan pemasaran, mempertahankan dan meningkatkan mutu produksi, serta memperbaiki pelayanan konsumen. Oleh karena itu, ditempuh beberapa cara, seperti berikut ini:

Persiapan Infrastruktur Nursery
Besarnya produk yang akan dipasarkan, tentu harus diimbangi dengan persiapan infrastruktur yang matang. Godong Ijo saat ini memiliki lahan sekitar 2,5 hektar, dengan 1,5 hektar diantaranya berupa green house, dan 50% sistem irigasi menggunakan drip, dengan total kapasitas produksi 120.000 tanaman per siklus, yang kesemuanya berada diatas rak. Green house digunakan agar produksi tidak tergantung kepada musim. Seperti diketahui, adenium adalah tanaman gurun yang tentu adaptasinya di iklim kering. Dengan demikian, green house dibuat untuk menghindarkan tanaman dari curahan air hujan yang langsung ke tajuk tanaman.

Persiapan Bibit tanaman untuk batang bawah
Banyaknya tanaman yang akan diproduksi, mengakibatkan batang bawah diperlukan dalam jumlah yang besar. Sampai saat ini, produksi bibit lokal di Indonesia belum mencukupi untuk menunjang produksi di Godong Ijo. Kalaupun bisa mengumpulkan batang lokal dari berbagai daerah, diperlukan ongkos yang besar untuk mendatangkannya ke Godong Ijo. Oleh karena itu, saat ini Godong Ijo bekerjasama dengan sebuah nursery untuk menyemai dan merawat bibit. Namun demikian, secara periodik Godong Ijo juga mendatangkan batang bawah ini secara Impor, dengan kontainer.

Persiapan entres atau batang hasil hibrid
Semarak aneka ragam bunga adenium diperoleh dari persilangan berbagai macam species, maupun varietas. Perbanyakan hasil hibrid diperoleh dengan penyambungan batang atas (entres) kepada batang bawah. Cara ini merupakan salah satu cara perbanyakan tanpa perkawinan, karena dengan cara tersebut, akan diperoleh hasil tanaman yang sama persis secara genetik dengan induknya. Perbanyakan hasil silangan ini tidak dilakukan melalui biji, karena dapat menyebabkan bunganya tidak sesuai seperti induknya.
Entres ini diperoleh Godong Ijo dari berbagai negara, terutama Taiwan, Thailand, USA, dan India, dengan cara beli secara langsung maupun melalui tukar-menukar produk. Entres kemudian dibawa dan diteliti di Godong Ijo untuk mengamati adaptasinya, kecepatan dan keserempakan tumbuh, jumlah kuntum bunga, bentuk dan pola bunga, daya adaptasi terhadap hama dan penyakit, keserempakan dan kecepatan pembungaan, serta bentuk bunganya itu sendiri. Setelah lolos dari penelitian tersebut, Godong Ijo akan memproduksinya dalam skala besar untuk pemasaran.

Godongijo juga telah memulai program pemuliaan adenium. Pemuliaan ini bertujuan untuk mendapatkan jenis-jenis hybrid baru yang asli produk Godongijo. Divisi pemuliaan Godongijo saat ini dipimpin oleh satu orang sarjana pertanian, yang sehari-hari bekerja secara khusus mensilangkan bunga, membuat data base, serta serangkaian penelitian terhadap hasil-hasil hybrid tersebut.

Persiapan Sumber Daya Manusia
Untuk memproduksi secara massal, tentu saja dibutuhkan tenaga-tenaga terampil agar mutu tanaman dapat dipertahankan. Oleh karena itu Godong Ijo selalu membina sumber daya manusia tersebut dengan baik. Sebagian besar karyawan Godong Ijo tinggal di dalam kawasan perusahaan. Saat ini Godong ijo memiliki 65 orang karyawan tetap. Tentu saja perusahaan memberikan fasilitas tempat tinggal, serta segala kebutuhan termasuk menyediakan konsumsi 3 kali sehari. Hal ini dimaksudkan agar karyawan dapat bekerja dengan tenang dan nyaman. Sedangkan untuk menaikkan kemampuan teknis para karyawan, dilakukan pembinaan khusus baik teori maupun praktek. Untuk kegiatan tersebut, perusahaan juga mendatangkan tenaga ahli, sebagai konsultan, baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa bulan terakhir, Godongijo mendatangkan ahli persilangan dari Taiwan, Thailand dan India. Mereka diundang khusus untuk menularkan pengetahuannya itu kepada para staf Godongijo, terutama Divisi pemuliaan. Sedangkan di bidang produksi, didatangkan beberapa ahli adenium dari Thailand dan taiwan.


Persiapan budidaya.
Teknik budidaya tanaman selalu menjadi salah satu kegiatan yang menjadi titik berat demi suksesnya seluruh kegiatan perusahaan. Saat ini Godong Ijo memiliki 5 orang sarjana pertanian untuk tenaga ahli budidaya serta pemuliaan. Godong Ijo juga menjalin kerjasama dengan Klinik Tanaman di Institut Pertanian Bogor untuk beberapa kegiatan, terutama untuk Penanggulangan Hama dan Penyakit terpadu (PHT).

V. Promosi Untuk Memperluas Potensi Pasar
Promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk-produk kepada masyarakat. Secara rutin, Godong Ijo melakukan promosi baik melalui media cetak (majalah Trubus, majalah Agribisnis), melalui Internet, seminar-seminar, pembuatan dan penyebaran poster-poster, banner, serta melalui pameran-pameran. Berbagai pameran telah dilakukan misalnya pameran Flona yang setiap tahun diadakan di Lapangan Banteng – Jakarta, pameran di TMII, serta di depertemen pertanian. Sebagian pameran yang berada di luar kota, biasanya langsung ditangani oleh agen Godong ijo yang berada di arealnya, dengan support penuh dari perusahaan, berupa pengiriman barang serta materi promosi di pameran. Godong Ijo juga merekrut beberapa tenaga khusus Sales Promotion Girls (SPG) untuk promosi di pameran-pameran.

Godong Ijo menyadari bahwa merawat dan membudidayakan adenium, memerlukan beberapa pengetahuan khusus, karena sifat dan ciri tanaman tersebut yang berbeda dengan jenis tanaman hias lainnya. Oleh karena itu, bekerjasama dengan Penebar Swadaya, Godong Ijo membuat buku-buku yang berisi panduan praktis merawat tanaman tersebut. Diharapkan konsumen akan makin menyukai merawat tanaman karena tidak hanya membeli tanamannya saja, tetapi mengetahui secara jelas cara-cara perawatannya di rumah. Bahkan saat ini, Godong Ijo telah menyajikan cara-cara perawatannya secara audio visual, dengan menerbitkan VCD, atas kerjasama dengan beberapa pihak lain.

Promosi juga dilakukan dengan cara membuat undian berhadiah, yaitu konsumen yang membeli tanaman, diberikan kupon yang kemudian diundi dengan hadiah tertentu. Cara ini telah dilakukan Godongijo di beberapa pameran, dan setelah itu Godongijo membuat terobosan dengan promosi yang bertema ADENIUM EXTRAINNOVA, yaitu membeli adenium, berhadiah mobil Toyota Innova. Program ini melanjutkan kesuksesan tahun sebelumnya tentang ADENIUM EXTRAAVANZA, yaitu program promosi berhadiah Mobil Toyota Avanza. Program ini sedang berjalan saat ini, dan akan berakhir pada tanggal 26 Agustus 2007, selanjutnya akan diundi pada akhir pameran Flora dan Fauna di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Promosi tersebut dilakukan secara legal, dengan melibatkan izin Departemen Sosial RI, serta dinas lain yang terkait. Promosi tersebut jelas bermaksud untuk terus mengembangkan dan memperbesar pemasaran adenium.

VI. Mengembangkan Potensi Pasar Melalui Strategi Khusus ala Godongijo.

Agar dapat menyajikan tanaman-tanaman terbaru, melalui penelitian dan pengembangan produk, secara rutin Godong Ijo mencari jenis-jenis hibrid baru dari luar negeri. Setelah itu, disajikan kepada konsumen dalam bentuk seri.

Godong ijo setiap tahun selalu mengeluarkan seri baru. Pada beberapa tahun yang lalu, berupa 50 varietas, berkembang menjadi 80 varietas, sampai 101 varietas. Saat ini, Godong Ijo akan konsisten dengan 50 seri setiap periode. Setiap keluar serial baru, selalu diikuti dengan munculnya varietas-varetas baru. Serial tersebut diterbitkan secara berkala. Dalam serial tersebut, selalu ada jenis-jenis yang bertahan dalam sistem chart, ada juga varietas baru yang masuk chart, serta ada jenis yang gugur atau turun dari chart. Hal tersebut, tentu didapat dari hasil penelitian, baik dari penerimaan konsumen, serta dari penelitian tentang adaptasi produknya sendiri. Dengan demikian, konsumen akan selalu bergairah dengan hadirnya bunga varietas baru yang lebih menarik.

Godong Ijo membuat cara tersendiri dalam menentukan harga jual produk. Harga jual dibuat per kelas, dengan setiap kelas dibatasi oleh besarnya diameter bonggol (batang bawah, tepat diatas permukaan media). Cara ini sebelumnya tidak lazim dilakukan oleh berbagai kalangan. Biasanya, produsen tanaman hias menetapkan pengkelasan berdasarkan tinggi tanaman atau ukuran pot.

Penentuan kelas melalui diameter bonggol untuk adenium, dirasakan lebih jujur dan adil bagi konsumen maupun produsen, karena besarnya bonggol langsung menandakan umur tanaman, yang berarti pula sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk merawat tanaman. Sedangkan tinggi tanaman, tidak berarti umur tanaman, karena tanaman berumur tua yang diprunning tentu lebih pendek, dan akan cepat tumbuh memanjang hanya dalam hitungan minggu, apalagi besarnya pot hanya berimplikasi kepada harga pot dan medianya.

Konsep penjualan terintegrasi juga dijalankan oleh Godong Ijo, untuk merangkum berbagai jenis produk yang melengkapi penjualan tanaman. Contohnya adalah penjualan sarana produksi pertanian (yang terkait dengan tanaman adenium), salon tanaman untuk konsumen yang memerlukan pruning atau pemangkasan, grafting untuk penggantian jenis bunga, serta memperbaiki penampilan tanaman, serta cafe/restoran di areal show room, sebagai tempat istirahat bagi para konsumen yang datang ke Godong Ijo.

Selain dari hal-hal diatas, tidak kalah pentingnya adalah pembuatan citra positif dan image perusahaan. Godong Ijo mempergunakan public figure untuk promosi melalui banner, untuk keperluan tersebut.

Citra positif juga ditumbuhkan dengan adanya fasilitas “Klinik Tanaman”. Fungsinya untuk ajang konsultasi konsumen. Berbagai masalah seputar adenium, dapat dikonsultasikan kepada petugas khusus di Godongijo. Klinik tanaman ini dilengkapi dengan beberapa peralatan penting dalam analisa hama dan penyakit serta pemupukan, seperti EC-meter, pH-meter, dan Mikroskop. Konsumen yang memerlukan penanganan hama dan penyakit pada tanamannya, bisa langsung mendapat resep secara gratis. Jika ada hal-hal penting yang memerlukan analisa mendalam, godongijo akan membawa hal tersebut kepada Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan di Institut Pertanian Bogor, yang selama ini telah memiliki kerjasama dengan godongijo. Klinik tanaman godongijo, juga didukung dengan Bookstore, Library, dan Horticulture supplies. Berbagai sarana produksi pertanian, buku-buku pertanian, tersedia di show room godongijo untuk keperluan konsumen. Selain untuk keperluan penjualan, tersedia pula buku-buku untuk bahan bacaan konsumen di areal “Library”.

Godongijo makin lama tumbuh makin besar. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen yang baik untuk dapat memfasilitasi seluruh kegiatan usahanya. Manajemen yang baik, juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas perusahaan. Agar bisa berjalan dengan baik, Godongijo membuat manual operation & accounting system. Manual tersebut selanjutnya berfungsi sebagai pedoman manajemen Godongijo dalam melaksanakan, mengkoordinasikan serta mengawasi seluruh kegiatan. Lebih lanjut manual tersebut menjadi panduan Manajemen Godongijo dalam mengelola sistem informasi, dimana manajemen Godongijo dapat menentukan arah dan strategi pemasaran, produksi, serta berbagai kegiatan lainnya ke masa depan. Selanjutnya untuk menjalankan manual operation tersebut, godongijo membuat program computer untuk sistem akuntansi yang dapat menjabarkan manual operation tersebut ke dalam sistem komputer yang terintegrasi.

Nokia,is Finnish strategy will be hit by US’s?


Berbicara tentang perusahaan multinasional yang menggunakan internet sebagai media komunikasinya mungkin kita akan dihadapkan pada pilihan yang agak kompleks karena jumlahnya yang besar. Melihat perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Amazon, Ebay, sampai Sony, Honda, dan lain sebagainya yang berjalan mulus di arena pertarungan global tidaklah heran jika mengetahui negara pendirinya. Nama-nama besar di atas dipelopori oleh negara-negara posindustri, alias negara maju yang rata-rata termasuk ke dalam G7, seperti USA dan Jepang.

Di sini saya mencoba memaparkan satu case study mengenai perusahaan besar yang bukan termasuk anggota G7, yang mungkin sedikit menampik mainstream ekonomi global yang ada saat ini. Tak banyak yang menyangka ketika mengetahui bahwa Nokia berasal dari Finlandia, salah satu negara di Skandinavia.

Finlandia merupakan negara di Eropa Utara yang berpenduduk 5,3 juta jiwa dengan luas wilayah 338.000 km persegi. GNP per kapita Finlandia sekitar EUR 31.700 di tahun 2006. Finlandia menempati urutan ke-11 pada ranking dunia dalam ‘proportion of workforce live in neighbouring countries’, dengan jumlah 37460 pada tahun 2005. Dilihat dari Gross National Product (GNP), Finlandia kalah dari dua negara skandinavia lainnya yaitu Norwegia yang menempati urutan kedua negara dengan GNP tertinggi dan Swedia di urutan 8 di tahun 2004. Walaupun Finlandia tidak termasuk ‘the world top 10 richest country’, menarik untuk membahas salah satu perusahaan globalnya yang bermain cukup cemerlang di kancah internasional.

Nama Nokia sendiri berasal dari nama sebuah sungai di Finlandia. Berawal dari tahun 1865 seorang insinyur pertambangan bernama Frederik Idestam yang membangun sebuah pabrik kertas di tempat penyimpanan yang berlokasi di dekat sungai Nokianvirta, Finlandia. Idestam memperoleh medali perunggu Paris World Exposition tahun 1867 untuk proses manufaktur yang ditemukannya dan dikenal sebagai Bapak Industro Kertas di Finlandia. Idestam menamai perusahaannya Nokia Ab pada 1871, dan ia menambahkan generasi elektronik pada aktivitas industrinya pada 1902.

Nokia sempat memproduksi televisi, telepon radio, peralatan data transfer, komputer, radio links dan analyzer, dan digital telephone exchange. Itu semua dilakukannya berkat kerja sama dengan Finish Cable Works dan Finish Rubber Works. Kemudian pada 1967 ketiga perusahaan tersebut melakukan merger secara formal untuk menciptakan Nokia Corporation. Pada saat itu,Nokia Corporation baru memiliki lima bisnis yaitu, karet, kabel, perhutanan, elektronik, dan pembangkit energi.

Mulai 1968 Nokia Corp merambah jalur ke mobile communication electronic. Era baru mobile phones dimulai pada 1981 saat didirikannya Nordic Mobile Telephone (NMT) service. Nokia terus mengembangkan industri telekomunikasinya namun bisnis lainnya tetap maju. Hingga pada tahun 1991 Perdana Menteri Finlandia Harri Holkeri menggunakan panggilan internasional GSM pertama dengan memakai perlengkapan Nokia. Hal itu disebut-sebut sebagai titik tolak Nokia untuk berkiprah di kancah internasional.

Sejak Jorma Ollila diangkat menjadi CEO dan presiden Nokia pada 1992, perusahaan tersebut membuat satu keputusan strategik yang cukup krusial : memfokuskan pada bisnis telekomunikasi. Kini bisnis utama Nokia adalah membuat mobile phones membuat telecomunication systems. Hampir berturut-turut Nokia meluncurkan berbagai produknya dalam kurun waktu 2 tahun seperti Nokia 1011 GSM handset pertama, Nokia 2100 dengan Nokia Tune pertama, dan Nokia 6110 dengan Snake game pertama.

Pada 1998 Nokia memimpin dalam mobile phones sedunia. Ber-headquarter di Espoo, Finlandia, Nokia sempat mengalami peningkatan sales yang drastis antara tahun 1996 – 2001 yaitu hampir 5 kali lipat dari EUR 6,5 miliar ke EUR 31 miliar. Nokia sudah melihat kenaikan sales dari tahun 1992 yang tersebar di Amerika Selatan, Amerika Utara, dan Asia pasifik.

Saat ini Nokia terbagi atas 4 bidang :

· Mobile Phones

· Multimedia

· Enterprise Solution

· Nokia Siemens Network (konsolidasi dengan Siemens, dibuat sejak CEO dan presiden Nokia berganti menjadi Olli-Pekka Kalasvuo pada 1996).

Pada 2007 lalu, Nokia mengalami peningkatan net sales (penjualan bersih) sebesar 34% ke angka EUR 15.7 miliar pada quarter ke-4, dengan rincian sebagai berikut :

* Mobile Phones 5% ke angka EUR 7.4 miliar (dari EUR 7.1 miliar di tahun akhir 2006)
* Multimedia 42% ke angka EUR 30 miliar (dari EUR 2.1 miliar)
* Enterprise Solutions sebesar 120% ke angka EUR 670 miliar (dari EUR 305 miliar)
* Nokia Siemens Network memperoleh net sales sebesar EUR 4.6 miliar

Kenaikan sales tersebut diikuti oleh kenaikan operating profit 2007 sebesar 64% ke angka EUR 2.5 miliar dari EUR 2.1 miliar di tahun sebelumnya. Kemudian profit penjualan sebelum kena pajak dan minority interest sebesar EUR 2573 juta (naik dari EUR 1568 juta) , dan net profit berjumlah EUR 1835 juta (naik dari EUR 1273 juta). Financial income juga naik dari EUR 44 juta ke angka EUR 64 juta.

Angka sales yang besar dihasilkan dari meledaknya pasar di Asia Pasifik terutama India dan China sebesar 36%. Namun didukung juga oleh kenaikan angka penjualan di Eropa sebesar 28%. Tetapi angka penjualan bergerak turun di wilayah Amerika Utara sebesar 21%.

Berdasarkan estimasi pasar newstrendaz.com, market share Nokia pada akhir tahun 2007 lalu mencapai 40% dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu sebesar 36%, angka ini menunjukkan Nokia masih menjadi market leader mobile phones di dunia. Nokia mengalami kenaikan market share dari tahun ke tahun kecuali di Amerika Utara dan Amerika Latin. Hal ini berkaitan erat dengan turunnya angka penjualan di wilayah ini yang mengakibatkan turunnya average sales price (ASP) atau harga jual rata-rata Nokia dari EUR 89 di tahun 2006 ke EUR 83 di 2007 . Penurunan ini disebabkan oleh banyaknya merek-merek mobile phones lain yang bermunculan yang dengan cepat memakan market share Nokia di beberapa wilayah tersebut dan melemahnya nilai US dolar.

Motorola (AS) dan Samsung (Korea) termasuk dua nama yang sering disebut pada rapat-rapat dewan direksi Nokia. Dua perusahaan mobile phones ini mendorong Nokia untuk mengeluarkan lebih banyak kocek untuk memasarkan produknya. Seperti Motorola yang telah memukul berat Nokia dengan mengurangi total market share Nokia. Nokia cukup disadarkan dengan penurunan sales-nya, oleh karena itu mereka mengeluarkan Nokia N-series dengan harapan dapat mengembalikan pelanggan yang tercuri perusahaan lain.

Namun ternyata usut punya usut, Motorola dengan nama-nama uniknya seperti MotoRazr, MotoSlvr, MotoRizr, dan Motokrzr mampu mencuri perhatian pembeli. Dari awal Nokia menyadari bahwa Nokia bukan bermain di area itu, melainkan menekankan pada jumlah seri yang dikeluarkan. Terlihat bahwa setiap bulannya Nokia mampu mengeluarkan lebih dari 5 seri sekaligus. Salah satu upaya meningkatkan sales adalah keluaran Nokia N-series yang dilengkapi dengan beragam fitur canggih dan lengkap. Namun anehnya, Motorola yang tidak dilengkapi fitur seperti itu tetap saja diminati konsumen.

Maka Nokia berupaya keras menembakkan strategi pemasaran jitu untuk merangkul lagi para konsumen. Terlihat dari iklan Nokia yang jumlahnya meningkat, baik cetak maupun elektronik sampai online. Tentu kita sering melihat iklan Nokia bertabur di situs-situs yang sering dikunjungi yang sesuai target marketnya. Kemudian dengan mengadakan event-event launching di beberapa tempat sesuai region. Sedangkan Motorola tidak melakukan pemasaran yang segencar ini, karena strateginya cukup sederhana dengan membuat nama-nama unik pada setiap keluaran mobile phone-nya. Seperti contoh iPhone dari Apple yang dengan mudah mencuri perhatian konsumen tanpa harus mengeluarkan banyak biaya promosi.

Nokia sendiri berpijak dengan visi “a world where everyone can be connected”. Mereka sadar akan kebutuhan komunikasi dan berbagi setiap manusia, maka mereka fokus dalam menyuguhkan konsumen dengan very human technology yang menyenangkan, intuitif, dan indah. Dengan mengembangkan strategi yang menitikberatkan pada growing (tumbuh), transforming (mengubah), dan building (membangun), diharapkan bisnis Nokia akan dihadapkan dengan masa depan yang cerah.

Nokia memiliki 4 strategi bisnis, yaitu Lead and win device, grow consumer internet service, accelerate adoption in business solutions and leverage scale and transform to solution in infrastructure. Bisnis ini akan dijalankan sesuai kapabilitas Nokia sebagai perusahaan yang berkiprah di internasional selama lebih dari setengah abad.

Strategi pemasaran Nokia beranjak dari pendekatan mereka kepada konsumen dengan tujuan meyakinkan konsumen bahwa mereka mempunyai budaya dan cara kerja yang baik. Bila dikaitkan kembali dengan kasus pada Nokia-Motorola, Nokia mendapat pelajaran marketing yang cukup berharga bahwa penamaan produk mereka ternyata cukup penting, mengingat berbagai strategi yang dilakukan ternyata tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan. Suatu waktu salah satu petinggi perusahaan Finlandia tersebut memberitahu kantor berita Reuters bahwa mungkin Nokia akan mengikuti jejak Motorola untuk menamakan produk mobile phones mereka dengan nama yang lebih menarik. Hal tersebut cukup menarik, sebab kita semua akan melihat kelangsungannya ; apakah benar strategi AS alias Motorola lebih baik dibandingkan strategi Finlandia alias Nokia yang bukan negara G7.

Strategi Pemasaran Ponsel Nokia

Nokia merupakan produsen ponsel dengan pangsa pasar terbesar didunia. Di tanah air, Nokia juga merupakan pemain terbesar mengungguli para pemain lainnya seperti Sony Erricson, Samsung dan LG. Lalu, bagaimana strategi pemasaran yang dijalankan oleh Nokia sehingga dia bisa menjadi penguasa pasar ponsel di tanah air?

Secara garis besar, strategi pemasaran Nokia didasarkan pada tiga faktor kunci. Yang pertama adalah mendesain beragam jenis ponsel untuk semua jenis segmen pasar. Artinya ia menjalankan strategi multi product for multi market segment. Kalau kita amati, semua kelas ponsel, mulai dari kelas low end hingga kelas high end dimasuki oleh produk Nokia. Dengan strategi ini maka Nokia bisa melakukan penetrasi ke semua lapiran pasar ponsel di tanah air.

Faktor kedua adalah desain produk yang memang menarik dan elegan. Kalau kita perhatikan hampir semua produk ponsel Nokia memiliki desain yang menarik dan relatif disukai oleh pasar. Sebagian besar ponsel Nokia memiliki jenis batangan, jenis ponsel yang memang relatif disukai oleh pengguna ponsel di tanah air. Dan bukan jenis clamshell atau keong. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang strategi pemasaran, silakan KLIK DISINI).

Selain menarik dan elegan, produk Nokia juga relatif memiliki tingkat keawetan yang bagus. Artinya ponselnya tahan banting sehingga bisa digunakan dalam waktu relatif lama.

Mengingat dinamika pasar yang makin tinggi, Nokia kini juga memperkenalkan ragam produk yang menyasar pada kebutuhan gaya hidup, misal ponsel music, ponse khusus untuk chating, ataupun ponsel yang memiliki mutu kamera yang bagus.

Tentu saja Nokia harus terus melakukan inovasi produk agar bisa terus menguasai pangsa pasar ponsel di Indonesia. Kalau lalai atau lamban melakukan inovasi, produknya pasti akan segera tergilas. Kita ingat dulu Motorola pernah berjaya dalam pasar ponsel di tanah air, namun sekarang meredup. Demikian juga ponsel merk Siemens, dulu sempat disukai oleh pasar, tapi sekarang hilang. Semua ini terjadi karena mereka gagal melakukan inovasi, dan terlambat melakukan perubahan untuk merespon dinamika perkembangan pasar. Agar terus berjaya, Nokia harus selalu mendesain strategi pemasaran yang akurat dan jitu.

strategi pemasaran produk premium

Dalam beberapa diskusi yang terdahulu kita sudah banyak membicarakan mengenai perilaku konsumen kelas menengah sebagai target market produk-produk konsumsi. Kelas menengah memang menarik untuk digarap sebagai pasar yang potensial dan terus berkembang. Selain daya beli yang mencukupi, kelas ini memiliki kesadaran untuk terus mencari produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sekarang marilah kita sedikit beralih, kita mengintip segmen pasar yang lain, yaitu pasar kelas menengah atas. Terus terang, tidak banyak produsen yang tertarik untuk bermain di segmen ini. Alasannya adalah, pasar ini volumenya kecil, sulit menjual produk-produk konsumsi dengan harga tinggi (karena mayoritas orang memang menginginkan produk berkualitas dengan harga kompetitif). Singkat kata, bermain dengan produk kelas premium akan lebih banyak menuntut effort yang tinggi dengan hasil yang sedang-sedang saja.

Benarkah demikian adanya? terus terang memang pendapat tersebut tidak salah, karena berdasarkan logika saja, memang proporsi konsumen yang mampu membeli produk premium jumlahnya selalu lebih kecil daripada produk kelas menengah. Namun ada satu lagi fakta yang sedikit terlewat, bahwa sesungguhnya konsumen kelas menengah atas memiliki daya beli beberapa kali lipat dibanding konsumen kelas menengah-menengah. Jadi, dengan jumlah populasi yang lebih sedikit mereka mampu membeli produk dengan frekuensi beberapa kali lebih banyak dibanding dengan konsumen menengah, walaupun dengan harga lebih tinggi. Daya tarik lainnya tentu saja margin dari produk premium lebih besar daripada produk menengah.

Masalahnya, secara psikologis tidak semua konsumen kelas menengah atas mau dengan begitu saja membeli produk-produk premium. Logikanya, apabila mereka merasa bahwa benefit yang mereka dapat dari produk tersebut tidak berbeda dengan produk kelas menengah, mereka tidak akan membeli produk premium tersebut.

Salah satu kunci menawarkan produk premium kepada kelas menengah atas adalah produk tersebut tidak hanya terpaku kepada benefit yang bersifat fungsional semata. Memang fungsi dan kualitas yang berada di atas rata-rata adalah suatu keharusan bagi produk-produk premium. Namun bermain dalam kelas ini kita juga harus pandai memanjakan ego para pelanggan kita yang memiliki power secara ekonomi.

Dalam setiap produk premium harus terdapat sebuah image yang dapat menjadi alter ego dari konsumen/ pemiliknya. Image tersebut dapat tercipta dari pembuktian kualitas, penampilan maupun komunikasi produk.

Sebuah Mercedes Benz sedan atau SUV jelas dilengkapi oleh alter ego yang sesuai dengan pemiliknya, sehingga produk tersebut merupakan produk premium dalam kategori mobil yang sukses. Namun perlukah sebuah truk Mercedes Benz dilengkapi dengan alter ego yang sama, saat produk tersebut berkompetisi dengan rivalnya seperti Fuso atau Hino???

Dengan ramuan dan strategi produk yang tepat, jangan pernah terkejut saat produk mahal Anda menjadi laku keras sehingga anda mengucap, “…Astaga, banyak sekali orang kaya di sekitar sini…"

Strategi Pemasaran Produk Lewat Internet

Strategi Pemasaran Produk bisa dilakukan secara offline atau online,secara online berarti melalui media internet.Strategi pemasaran sangat diperlukan untuk bisa bersaing dengan produk-produk lain yang sejenis.Dalam artikel ini saya hanya ingin berbicara mengenai strategi pemasaran dalam hal “memperkenalkan”suatu produk/jasa lewat media internet.Saya tidak membicarakan strategi pemasarannya lainnya seperti penentuan harga,distribusi karena tidak mencukupi satu artikel ini.

Strategi pemasaran dalam hal memperkenalkan suatu produk merupakan langkah awal dari kegiatan pemasaran selain riset pasar.Dahulu memperkenalkan suatu produk hanya bisa melalui media nyata seperti koran,majalah,papan reklame ,namun sekarang dengan seiring majunya teknologi maka pemasaran dalam di lakukan dengan media internet.Apa perbedaan dari kedua media tersebut?tentunya dengan media internet akan semakin murah biaya “perkenalan”produk ,anda tinggal mengiklankan di banyak website iklan baris,milis,situs jejaringan sosial.

Iklan baris satu media yang cukup efektif untuk memperkenalkan produk/jasa karena selain orang berkunjung langsung ke website yang berangkutan juga orang bisa menemukan iklan tersebut lewat search engine.Kendala utama orang dalam memasang iklan adalah capeknya menginput satu-persatu ke website iklan baris yang dituju.

Solusinya lebih baik gunakan jasa pemasangan iklan baris seperti BISNIS-CYBER.COM .Kenapa memilih bisnis-cyber karena biaya yang ditawarkan website jasa pemasangan bisnis-cyber sangat murah,coba bandingkan dengan website sejenis.Iklan anda akan di input ke 250 iklan baris setiap hari!bayangkan bila anda melakukannya sendiri tentu akan memakan waktu yang sangat lama.

Strategi Pemasaran

Pemasaran sangat erat hubungannya dan merupakan sebuah bagian yang tak terpisahkan dari penjualan, baik itu berupa barang maupun jasa. Dengan menggunakan strategi pemasaran yang tepat, akan banyak menarik minat konsumen yang kita bidik sebagai pangsa pasar dari produk yang kita tawarkan. Kalaupun pruduk yang kita tawarkan ternyata hanya dilirik tanpa satupun terjual, mungkin karena penerapan strategi pemasaran yang keliru atau kurang tepat, bisa juga karena kita menawarkan barang atau jasa kepada orang atau perusahaan yang kurang tepat. Bisa juga orang masih ragu dengan kehadiran produk baru kita, sehingga mereka pada saat pertama hanya tertarik untuk melihat-lihat sekaligus untuk membandingkan produk sejenis dari produsen lain. Barang atau jasa yang baru masuk kedalam pasar, tentu akan menempati kelas menengah kebawah jika dibandingkan dengan produk sejenis yang telah menguasai pasar lebih dulu.

Jika kita menginginkan produk yang kita tawarkan menempati kelas atas dan banyak diminati oleh konsumen, maka beberapa usaha yang terkait dengan strategi pemasaran harus kita terapkan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan tersebut. Karena dengan banyaknya produk kita yang laku, maka dengan otomatis jumlah keuntungan yang kita dapatkan juga akan berlipat ganda.

Di sebuah sekolah ekonomi, pasti banyak sekali dibahas tentang strategi pemasaran yang ditinjau dari banyak aspek dan mungkin justru akan membingungkan bagi seorang pengusaha yang hanya memahami dunia pemasaran atau penjualan secara otodidak tanpa pernah bersentuhan dengan buku-buku atau pembahasan-pembahasan secara lisan yang berhubungan dengan strategi pemasaran. Tetapi jangan salah sangka terlebih dahulu, para pengusaha yang merintis usaha dan menjadi besar secara otodidak tersebut, belum tentu kalah jika dibandingkan dengan lulusan-lulusan sekolah ekonomi dengan walaupun dengan yang lulus nilai cumlaude sekalipun.

Para pengusaha otodidak ini, biasanya memang lahir dari sebuah usaha tingkat kecil dimana mereka diharuskan untuk membesarkan yang semula kecil sehingga dapar mempertahankan hidup. Cara untuk dapat mempertahankan hidup, tentu saja slah satunya adalah terpenuhinya kebutuhan hidup. Dengan sebuah kondisi yang setengah terpaksa atau dipaksa, biasanya sering muncul ide-ide baru yang segar untuk menerobos pasar dan tak jarang pada akhirnya menjadi sebuah panutan atau teladan bagi pengusaha lain baik yang otodidak maupun yang telah banyak belajar strategi pemasaran dari bangku sekolah ekonomi yang mereka tempuh.

Pepatah lama mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Dan sampai saat ini, saya belum pernah mendengar sebuah pepatah yang mengatakan jika sekolah adalah guru terbaik. Di bangku sekolah, terlalu banyak teori-teori yang menurut saya tidak praktis jika diterapkan pada kehidupan yang pada kenyataannya mempunyai masalah-masalah yang lebih komplek daripada teori-teori yang diajarkan.

Para pengusaha baik yang terlahir secara otodidak ataupun terlahir dari bangku-bangku sekolah ekonomi favorit, pada akhirnya harus bersaing untuk menemukan sebuah strategi pemasaran yang bagus dann tepat untuk mengatasi persaingan yang terjadi didalam pasar. Apabila memang tidak atau belum mampu untuk menemukan strategi pemasaran yang baru, maka mereka diharuskan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang sudah ada sehingga berbeda dengan strategi pemasaran yang digunakan oleh para pesaingnya. Berbeda yang saya maksud, tentunya bukan berbeda yang sifatnya aneh, nyleneh atau menyimpang, tetapi mengembangkan menjadi lebih baik dan pada akhirnya akan mengundang konsumen untuk melirik produk yang kita tawarkan daripada produk yang ditawarkan pesaing.
Strategi pemasaran yang biasa diambil, antara lain adalah :

1. Mencari sebuah tempat yang strategis, dimana banyak orang yang kita bidik untuk membeli produk yang kita tawarkan sering lewat.
2. Menampilkan barang-barang yang bisa mengundang atau memancing orang untuk datang dan melihat-lihat barang yang kita tawarkan.
3. Memberikan suasana yang nyaman kepada pengunjung.
4. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada calon pembeli.
5. Memberikan garansi terrhadap barang yang kita jual.
6. Memasang label harga pada semua barang yang kita jual.
7. Memberikan diskon atau potongan harga jika membeli dalam jumlah besar.
8. Memberikan diskon khusus kepada pembeli yang sedang berulang tahun.
9. Menyediakan fasilitas pembayaran yang lengkap.
10. Menyediakan fasilitas pengantaran barang yang dibeli secara gratis.

Mungkin itu adalah bagian-bagian yang sangat penting dan harus diambil dalam menerapkan strategi pemasaran untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya dan tentunya belum semua dari keseluruhan strategi pemasaran yang ada. Selain sepuluh hal diatas, yang tak kalah pentingnya adalah pemasangan iklan serta pemberian harga yang akan membentuk opini murah. Memberikan label harga pada sebuah barang dengan angka 49.998 akan memberikan efek yang lain kepada calon pembeli, dibandingkan dengan memasang label dengan angka 50.000 atau bisa juga dengan memasang tulisan besar yang mudah terbaca orang lewat, barang ini mulai harga 40ribuan.

Saya bukanlah seorang pengusaha otodidak juga bukan lulusan sebuah sekolah ekonomi, jadi kalau dalam tulisan ini terdapat kesalahan atau kekurangan, silahkan para ahli-ahli ekonomi untuk mengkoreksi apa yang saya tulis diatas.

Strategi Pemasaran Jasa bagian 2

Bisnis jasa sangat kompleks, karena banyak elemen yang mempengaruhinya, seperti sistem internal organisasi, lingkungan fisik, kontak personal, iklan, tagihan dan pembayaran, komentar dari mulut ke mulut, dan sebagainya. Oleh menegaskan bahwa pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal, tetapi juga pemasaran internal dan pemasaran interaktif. Pentingnya aspek-aspek ini juga dapat dijabarkan menjadi.

Pemasaran eksternal menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan oleh perusahaan dalam mempersiapkan jasa, menetapkan harga, melakukan distribusi, dan mempromosikan jasa yang bernilai superior kepada para pelanggan. Bila ini bisa dilakukan dengan baik, maka pelanggan akan ‘terikat’ dengan perusahaan, sehingga laba jangka panjang bisa terjamin.

Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban perusahaan dalam rangka melatih dan memotivasi para karyawan (sebagai aset utama perusahaan dan ujung tombak pelayanan) agar dapat melayani para pelanggan dengan baik. Yang tak kalah pentingnya adalah pemberian penghargaan dan pengakuan yang
sepadan dan manusiawi. Aspek ini bisa membangkitkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, loyalitas, dan rasa ‘memiliki’ setiap orang dalam organisasi, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.

Pemasaran interaktif menggambarkan interaksi antara pelanggan dan karyawan. Diharapkan setiap karyawan yang loyal, bermotivasi tinggi, dan diberdayakan (empowered) dapat memberikan Total Quality Service kepada setiap pelanggan dan calon pelanggan. Bila ini terealisasi, maka pelanggan yang puas akan menjalin hubungan
berkesinambungan dengan personil dan perusahaan yang bersangkutan.

Secara garis besar, strategi pemasaran jasa yang pokok berkaitan dengan tiga hal berikut:

1. Melakukan diferensiasi kompetitif
2. Mengelola kualitas jasa
3. Mengelola produktivitas

Melakukan Differensiasi Kompetitif

Perusahaan jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive di sini maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis tertentu, karena merupakan yang pertama maka dapat menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya.

Perusahaan jasa dapat mendiferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya melalui simbol-simbol dan merek yang digunakan. Selain itu perusahaan dapat melakukan diferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa (service delivery) melalui 3 aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam pemasaran jasa, yaitu melalui:

1. Manusia

Perusahaan jasa dapat membedakan dirinya dengan cara merekrut dan melatih karyawan yang lebih mampu dan lebih dapat diandalkan dalam berhubungan dengan pelanggan, daripada karyawan pesaingnya.

2. Lingkungan Fisik

Perusahaan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih atraktif.

3. Proses

Perusahaan jasa dapat merancang proses penyampaian jasa yang superior, misalnya home banking yang dibentuk oleh bank tertentu.

Mengelola Kualitas Jasa

Cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah secara konsisten memberikan kualitas jasa yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini dapat tercapai dengan memenuhi atau bahkan melampaui kualitas jasa yang diharapkan oleh para pelanggan. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang
dirasakan (perceived service) dan jasa yang diharapkan (expected service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived > expected), maka ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.

Tiga pakar pemasaran jasa, Leonard L. Berry, A. Parasuraman, dan Valerie A. Zeithaml melakukan penelitian mengenai customer-perceived quality pada empat industri jasa, yaitu retail banking, credit card, securities brokerage, dan product repair and maintenance. Dalam penelitian tersebut, mereka mengidentifikasi 5 gap
yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasaKelima gap tersebut adalah:

1. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.

Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan para pelanggan secara tepat. Akibatnya manajemen tidak mengetahui bagaimana suatu jasa seharusnya didesain, dan jasa-jasa pendukung/sekunder apa saja yang diinginkan konsumen. Contohnya pengelola katering mungkin mengira para pelanggannya lebih mengutamakan ketepatan waktu pengantaran makanannya, padahal para pelanggan tersebut mungkin lebih memperhatikan variasi menu yang disajikan.

2. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa.

Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu yang jelas. Hal ini bisa dikarenakan tiga faktor, yaitu tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, kekurangan sumberdaya, atau karena adanya
kelebihan permintaan. Sebagai contoh, manajemen suatu bank meminta para stafnya agar memberikan pelayanan secara ‘cepat’ tanpa menentukan standar atau ukuran waktu pelayanan yang dapat dikategorikan cepat.

3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.

Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan kurang terlatih (belum menguasai tugasnya), beban kerja melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kinerja, atau bahkan tidak mau memenuhi standar kinerja yang ditetapkan. Selain itu mungkin pula karyawan dihadapkan pada standarstandar yang kadangkala saling bertentangan satu sama lain, misalnya para juru rawat diharuskan meluangkan waktunya untuk
mendengarkan keluhan atau masalah pasien, tetapi di sisi lain mereka juga harus melayani para pasien dengan cepat.

4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.

Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Risiko yang dihadapi perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi. Misalnya brosur suatu lembaga pendidikan menyatakan bahwa lembaganya merupakan yang terbaik; memiliki
sarana kuliah, praktikum dan perpustakaan lengkap, dan staf pengajarnya profesional. Akan tetapi saat pelanggan datang dan merasakan bahwa ternyata fasilitas praktikum dan perpustakaannya biasa biasa saja (hanya memiliki beberapa ruang kuliah; jumlah komputer relatif sedikit; judul dan eksemplar buku terbatas), maka sebenarnya komunikasi eksternal yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut telah mendistorsi harapan konsumen dan menyebabkan terjadinya persepsi negatif terhadap kualitas jasa lembaga tersebut.

5. Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan.

Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi perusahaan dengan cara yang berlainan, atau bisa juga keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut. Misalnya seorang dokter bisa saja terus mengunjungi pasiennya untuk menunjukkan perhatiannya. Akan tetapi pasien dapat menginterpretasikannya sebagai suatu indikasi bahwa ada yang tidak beres berkenaan dengan penyakit yang dideritanya.

Mengelola Produktivitas

Ada enam pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas jasa, yaitu:

1. Penyedia jasa bekerja lebih keras atau dengan lebih cekatan daripada biasanya.

2. Meningkatkan kuantitas jasa dengan mengurangi sebagian kualitasnya.

3. Mengindustrialisasikan jasa tersebut dengan menambah perlengkapan dan melakukan standardisasi produksi.

4. Mengurangi atau menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa tertentu dengan jalan menemukan suatu solusi berupa produk, seperti halnya TV menggantikan hiburan luar rumah, pakaian wash-and-wear mengurangi kebutuhan akan commercial laundries.

5. Merancang jasa yang lebih efektif.

6. Memberikan insentif kepada para pelanggan untuk melakukan sebagian tugas perusahaan.

Dinamika Bisnis Jasa dan Pentingnya Pemasaran Jasa

Pada bagian ini membahas mengenai berbagai perubahan faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan sektor jasa. Adapun faktor lingkungan tersebut adalah:konsumen, pesaing, teknologi-inovasi, globalisasi, ekonomi, pemerintah dan sosial budaya. Diantara faktor lingkungan tersebut, maka perkembangan teknologi (informasi dan komunikasi) oleh banyak kalangan dikatakan sebagai faktor lingkungan yang paling banyak mempengaruhi sektor jasa. Teknologi ini sangat membantu sektor jasa untuk mengelola bisnisnya secara efisien sesuai dengan semangat cost cutting.

Selain itu meningkatnya sektor jasa juga dipicu beberapa faktor pendorong yaitu: meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas, pengurangan biaya, pelayanan jasa, konsumen internal, peningkatan produksi dan berkembangnya organisasi Nirlaba.

Perkembangan sektor jasa kedepan akan menunjukkan pertumbuhan signifikan karena adanya perkembangan teknologi internet, digitalisasi dan komunikasi sehingga jarak bukan merupakan kendala karena komunikasi dan informasi dapat dijalin melalui click mouse.

Definisi Pemasaran Jasa

Jasa yang berbeda dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (tidak nampak), Perishability (tidak dapat disimpan), Heteroginity (bervariasi), inseparability (tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), people based (sangat tergantung pada kinerja karyawan) dan contact customer (hubungan dengan konsumen secara langsung).

Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan secara langsung karyawan dalam delivery process, sehingga karyawan menjadi ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact yang sangat costly dapat dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan self service berbagai keperluan yang berkaitan dengan keuangan mereka.

Perilaku Pelanggan dalam Jasa

Keputusan konsumen memilih atau membeli jasa sangat tergantung pada bagaimana penyedia jasa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam setiap tahapan proses keputusan konsumen. Proses keputusan konsumen tidaklah sesederhana yang dibayangkan, tetapi melalui berbagai tahapan yang dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan sesudah pembelian.

Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Penyesuaian terhadap budaya ini menjadi sangat penting karena munculnya peluang pasar di era globalisasi. Untuk ini penyedia jasa harus memperhatikan dan mulai melakukan penyesuaian terhadap perbedaan budaya across border market

Segmentasi dan Target Pasar

Treat as individual, not as a number, itu merupakan kata hati pelanggan dimanapun. Dengan kata lain perlakukan konsumen dengan cara baik dan benar sehingga dapat memenuhi kebutuhan dengan baik. Jika itu dapat dilakukan penyedia jasa maka hati pelanggan akan menjadi terpikat, maka profit dan keuntungan tinggal soal waktu. vJika demikian maka penyedia jasa harus mulai memperhatikan arti penting segmentasi dalam upaya memikat hati konsumen melalui pemenuhan kebutuhan secara baik. Untuk memperkuat segmentasi pasar, perlu dilakukan targeting untuk dapat membidik kelompok konsumen yang lebih spesifik.

Positioning dan Differensiasi Produk Jasa

Banyak perusahaan jasa mengenalkan satu atau beberapa diferensiasi namun gagal karena positioningnya kurang kuat. Oleh karena itu perusahaan jasa perlu mengembangkan satu positioning yang membedakan tawarannya (offering) kepada pasarnya.
Harapan Konsumen Terhadap Jasa

Memahami harapan konsumen menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi penyedia jasa. Harapan sering dinyatakan sebagai titik acuan (point of reference) Perbandingan antara apa yang dirasakan dengan yang diharapkan. Jika harapan tidak sesuai, maka konsumen akan kecewa dan kemungkinan pindah ke produk jasa pesaing. Sampai dimana perusahaan dapat memenuhi harapan pelanggan akan berpengaruh terhadap persepsi kualitas jasa. Oleh karena sangat penting artinya bagi perusahaan untuk mengetahui harapan pelanggan dalam penyampaian pelayanan berkualitas.

Harapan konsumen terdiri dari dua tingkatan yaitu harapan tertinggi (desired service) dan harapan minimum (adequacy service). Di antara tingkatan itu ada zona toleransi yaitu konsumen mau menerima variasi dan heteoginitas produk jasa.

Persepsi Pelanggan Terhadap Jasa vAspek intangibility yang menyebabkan produk jasa hanya dapat dirasakan telah menyebabkan kualitas pelayanan (service quality) sangat menentukan. Keunggulan suatu produk jasa tergantung keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, Jasa secara spesifikasi harus market oriented serta memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk mengukur seberapa jauh konsumen dapat merasakan kualitas jasa maka Parasuraman dan Zeithalm, mengemukakan 5 dimensi yaitu reliability, assurance, empati, tangible dan responsiveness.

Peningkatan Kualitas Jasa Melalui Sistem Informasi Pelanggan-Riset Pemasaran

Sistem informasi kualitas pelayanan membantu perusahaan meningkatkan penyampaian kualitas jasa yang optimal. Sistem ini membantu memperbaiki pelayanan dalam organisasi sangat komplek, melibatkan pengetahuan tentang apa yang dilakukan pada banyak bidang seperti tekhnologi, sistem pelayanan, seleksi pegawai, training dan pelatihan, dan sistem penggajian.

Dengan mengembangkan sistem informasi kualitas pelayanan yang efektif maka perusahaan dapat memperoleh manfaat yaitu: mendorong dan memungkinkan manajemen untuk menyatukan suara-suara konsumen dalam membuat keputusan; menemukan prioritas pelayanan konsumen, mengidentifikasikan prioritas perbaikan pelayanan dan memberikan pedoman dalam mengambil keputusan alokasi sumber daya; memperhatikan pengaruh dari langkah awal kualitas pelayanan dan investas dan menawarkan pekerjaan berdasarkan data untuk pelayanan utama yang baik dan pelayanan sederhana yang benar.

Produk Jasa

Konsep produk jasa harus dilihat sebagai suatu bundle of activities antara produk jasa inti dan jasa-jasa pendukung, untuk dapat menghasilkan total offering secara optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Dengan mengembangkan jasa-jasa pendukung suatu produk jasa akan mempunyai keunggulan bersaing sebagai senjata untuk survive.

Selain itu penyedia jasa dapat memilih alternatif strategi produk jasa yaitu: melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk jasa dan diverifikasi. Strategi mana yang dipilih sangat tergantung pada situasi masing-masing perusahaan. Bagi penyedia jasa yang akan melakukan diversifikasi harus memanfaatkan teknologi dan melakukan inovasi, sehingga dapat menghasilkan produk jasa yang mampu memberikan solusi bagi pelanggan.

Strategi Harga Jasa

Penentuan harga produk jasa harus melihat dari perspektif konsumen dan pasar, yaitu dengan melihat 3 (tiga) komponen yang dapat menjadi pertimbangan yaitu biaya, nilai dan kompetisi. Penentuan produk jasa dapat dikaitkan dengan konsep net value, semakin besar manfaat yang dirasakan dibanding biaya yang dikeluarkan akan dinilai konsumen sebagai positif value.

Ada 3 (tiga) faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga yaitu persaingan, elastisitas dan struktur biaya. Penyedia jasa dapat memilih banyak alternatif dalam menentukan harga yang tepat sesuai dengan produk jasa yang ditawarkan.

Promosi dan Edukasi

Promosi pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya sekedar memberikan informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan perusahaan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli jasa perusahaan dibanding pesaing. Untuk melakukan kegiatan promosi ini dengan optimal perusahaan jasa dapat menggunakan bauran promosi yang terdiri dari periklanan (advertising), Penjualan Langsung (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), PR (public relation), informasi dari mulut ke mulut (word of mouth), Pemasaran Langsung (direct marketing), dan publikasi.

Perantara Pemasaran

Salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan jasa adalah bagaimana delivery proses produk jasanya dapat berjalan secara efektif. Peran perantara dalam hal ini menjadi penting tidak hanya berkaitan dengan keputusan pemilihan channel (saluran) yang digunakan tetapi juga keputusan mengenai pemilihan lokasi dimana perusahaan harus beroperasi.

Dalam penentuan lokasi ada tiga pertimbangan penting yang harus diperhatikan perusahaan jasa yaitu: konsumen mendatangi penyedia jasa, konsumen didatangi penyedia jasa atau ada mediator (kepanjangan tangan) antara penyedia jasa dan konsumen. Pemilihan saluran distribusi yang dapat digunakan perusahaan jasa adalah: agen penjualan, agen/broker, franchise dan agen pembelian.

Perusahaan Dagang

Untuk mempercepat pengembangan jasa baru maka proses linier dimana antar tahapan berjalan saling berurutan menjadi tidak efisien. Banyak perusahaan memutuskan untuk mempercepat pengembangan jasa baru dengan cara mengembangkan produk jasa secara fleksibel dimana tahapan dilakukan secara fleksibel. Fleksibilitas ini diperlukan untuk mempercepat proses, khususnya pada industri yang bergerak dibidang teknologi, dimana jasa berubah dengan sangat cepat.

Tahapan pengembangan jasa baru dapat dilihat pada tahapan berikut Pada pengembangan jasa baru ada dua tahapan inti yaitu perencanaan (front end planning) dan tahap implementasi. Pada tahap front end planning ada beberapa langkah yang dapat dipergunakan yaitu strategi pengembangan bisnis, strategi pengembangan jasa baru, penerapan ide, pengembangan konsep dan evaluasi dan analisis bisnis. Sedangkan tahap implementasi terdiri dari beberapa langkah yaitu: pengembangan jasa dan pelayanan, test pasar, komersialisasi dan evaluasi.

Penyajian Jasa

Keberhasilan penyedia jasa dalam penyajian jasa sangat tergantung pada peran beberapa pihak seperti karyawan, konsumen dan perantara. Untuk itu perusahaan harus dapat membina hubungan (relationship) yang baik atas dasar prinsip win-win situation untuk mendorong dan mengoptimalkan kinerja mereka. Membina hubungan baik dengan karyawan dapat dilakukan dengan meningkatkan kompensasi, mengurangi konflik dan motivasi. Dengan pihak konsumen penyedia jasa harus dapat memanfaatkan mereka sebagai co-production tanpa membebani konsumen. Dengan pihak perantara hubungan baik dapat dikembangkan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab dan pembagian keuntungan yang jelas.

Bukti Fisik Jasa (Phisical Evidence)

Bukti jasa dapat dibagi menjadi tiga yaitu yaitu orang (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence). Ketiga elemen ini berkaitan dan saling mendukung keberhasil dalam menciptakan image kualitas jasa. Selain people dan process, maka peran bukti fisik jasa menjadi penting untuk mengeliminasi aspek intangibility (ketidak nampakan) karena pelanggan seringkali melihat pada petunjuk-petunjuk yang bersifat tangibles dalam bentuk bukti fisik (phisical evidence), Tanda-tanda bukti fisik yang harus diberikan penyedia jasa juga dapat memberikan kesempatan untuk memberikan pesan-pesan yang kuat dan konsisten berkenaan dengan karatkteristik jasa dan apa ingin ditampilkan atau dicapai kepada segmen pasar sasaran.

Bukti fisik berperan penting bagi penyedia jasa dalam membantu sosialiasi, berperan memfasilitasi unjuk kerja atau tindakan-tindakan individual maupun interdependen dari orang-orang yang berada di lingkungan servicescape, yaitu konsumen dan karyawan, sebagai paket dari jasa yang ditawarkan dalam suatu cara yang berbeda dengan cara menawarkan barang, dapat membedakan perusahaan jasa dari pesaing serta menjadi tanda dari segmen pasar mana yang dituju.

Sumber Buku Pemasaran Jasa Karya Rambat Lupiyoadi

Pemasaran Jasa

Walau pun saat ini secara total remang-remang memisahkan mana bisnis barang dan mana bisnis jasa. Jasa adalah berbeda dengan barang. Jasa dalam keberadaannya tidak tampak, produksi dan konsumsi bersamaan waktu, serta kurang memiliki standarisasi. Karakteristik utama jasa tersebut, menyiratkan tidak sepenuhnya pemasaran barang mampu diimplementasikan dalam jasa. Pemasaran jasa mesti menyesuaikan diri dengan selera konsumen, dipengaruhi jumlah pendapatan, tidak ada fungsi penyimpanan, dan kualitas dipengaruhi barang. Yang penting dalam pemaaran jasa tidak lain keandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan berwujud. Karakteristik jasa yang telah dikemukakan mendasari hadirnya tiga komponen tambahan bauran pemasaran. Komponen pertama, people yang melayani atau merencanakan pelayanan terhadap konsumen. Komponen kedua, physical evidence sebagai bukti fisik agar konsumen dapat melihat jasa secara jelas. Komponen yang ketiga, process yang terjadi dari dukungan karyawan dan manajamen. Jadi berbeda dengan bauran pemasaran barang, bauran pemasaran jasa terdiri dari: product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process. Pemasaran jasa memerlukan strategi internal marketing, memikat pelanggan, mengelola bukti fisik, menjaga kualitas jasa. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan masyarakat. Semakin maju sebuah negara maka semakin banyak permintaan akan jasa. Hal tersebut, sejalan dengan hierarkhi kebutuhan manusia yang mula-mula dari fisiologis bergerak pada perwujudan diri. Dengan demikian, kota yang hendak berjuluk kota jasa tampaknya layak masyarakat sudah berpendapatan tinggi atau upah minimal regional mengalami peningkatan.

Strategi pemasaran jasa

Definisi jasa

Pengetian Jasa Jasa adalah semua tindakan atau kegiatan yang dapat tawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun. Beberapa hal berikut merupakan karakteristik dari jasa, yaitu intangible atau tidak terlihat. Tidak terpisahkan, antara jasa yang disediakan dengan penyedia jasa. Kemudian bervariasi, dalam hal ini adalah standar nilai dari suatu jasa terhadap pelanggan adalah berbeda-beda. Dan yang terakhir adalah Mudah lenyap, karena jasa hanya ada ketika proses transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan berlangsung. Setelah itu jasa akan hilang. Berbeda halnya dengan produk yang dapat dimiliki setelah transaksi terjadi. Kualitas jasa atau layanan merupakan tingkat kesenjangan antara harapan atau keinginan pelanggan dengan persepsi atau performansi yang telah mereka rasakan.

Sifat dan klasifikasi Jasa Penawaran jasa dibedakan dalam lima kategori, yaitu :

1. Penawaran barang berwujud murni, contohnya adalah sabun, shampo.
2. Penawaran barang berwujud disertai jasa, contohnya penjualan produk komputer dimana pelanggan membutuhkan instaasi atau servis komputer yang sudah dibelinya.
3. Campuran, dimana porsi antara produk dan jasanya seimbang, contohnya adalah penawaran makan direstaurant dimana pelanggan memesan makan disertai dengan kebutuhan pelayanan yang memuaskan.
4. Jasa Utama disertai barang tambahan, contohnya adalah perusahaan jasa travel yang menjual jasa transportasi disertai produk tambahan misalnya makanan yag disajikan dengan merek tertentu.
5. Penawaran Jasa murni, contoh yang sering ditemui adalah pelayanan jasa cukur rambut ( salon kecantikan ).

Selain itu Jasa dapat dibedakan dalam empat kategori. pertama berbasis orang / peralatan, contohnya adalah jasa pencucian mobil yang menggunakan tenaga orang juga mesin. Kedua adalah jasa yang menghadirkan klien, dalam arti bahwa penjualan jasa tidak dapat dilakukan tanpa kehadiran klien, misalnya saja jasa cukur rambut. ketiga adalah jasa yang memiliki porsi berbeda-beda dalam penjualannya sesuai dengan kebutuhan, contohnya adalah akan brbeda pelayanan antara dokter pribadi dan dokter umum ditinjau dari kekhususan pelayanannya. Dan yang terakhir adalah Jasa yang berbeda dalam tujuan dan kepemilikannya.

Strategi Pemasaran Perusahan Jasa salah satunya dapat dilihat dari bauran pemasaran yaitu product, price, place atau distribution dan promotion sangat membantu dalam pemasaran suatu produk. Namun dalam pemasaran jasa yang sebagian besar berhubngan langsung dengan manusia sehingga membuat perbedaan atas hasil kepuasan pelanggan. Untuk itu pemasaran jasa perlu memperhatikan unsur lainnya yaitu people, physical evidence dan process.

Pelayanan yang baik dari penyedia jasa ( people ) akan membentuk suatu physical evidence pada pelanggan akibat process pemberian jasa yang dilakukan sangat baik. Dari physical evidence yang telah terbentuk memungkinkan untuk peningkatan jumlah pelanggan yang ingin menggunakan jasa layanan yang sama. Mengelola Mutu Jasa Terdapat suatu strategi yang dapat ditempuh dalam memenangkan persaingan dengan pesaing usaha yaitu dengan cara menyampaikan layanan yang bermutu tinggi secara konsisten dibanding para pesaing dan lebih tinggi daripada harapan pelanggan. Untuk menghindari kegagalan dalam penyampaian jasa, perlu diperhatikan kesenjangan-kesenjangan yang mungkin terjadi, diantaranya sebagai berikut :

1. Kesenjangan terjadi antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Contoh, manajemen rumah sakit menganggap pasien menginginkan menu makanan yang disajikan enak, padahal pasien menginginkan pelayanan perawat yang baik.
2. Kesenjangan terjadi antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu jasa.
3. Kesenjangan terjadi antara spesifikasi mutu dengan cara penyampaian jasa
4. Kesenjangan terjadi antara penyampaian jasa dan komunikasi internal.
5. Kesenjangan yang terjadi antara jasa yng dialami dengan jasa yang diharapkan (persepsi konsumen).

Selain kesenjangan ternyata perubahan faktor lingkungan juga mempengaruhi perkembangan sektor jasa. antara lain adalah:konsumen, pesaing, teknologi-inovasi, globalisasi, ekonomi, pemerintah dan sosial budaya. Diantara faktor lingkungan tersebut, maka perkembangan teknologi (informasi dan komunikasi) oleh banyak kalangan dikatakan sebagai faktor lingkungan yang paling banyak mempengaruhi sektor jasa. Teknologi ini sangat membantu sektor jasa untuk mengelola bisnisnya secara efisien sesuai dengan semangat cost cutting. Selain itu meningkatnya sektor jasa juga dipicu beberapa faktor pendorong yaitu: meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas, pengurangan biaya, pelayanan jasa, konsumen internal, peningkatan produksi dan berkembangnya organisasi Nirlaba.

Perkembangan sektor jasa kedepan akan menunjukkan pertumbuhan signifikan karena adanya perkembangan teknologi internet, digitalisasi dan komunikasi sehingga jarak bukan merupakan kendala karena komunikasi dan informasi dapat dijalin melalui click mouse.

Definisi Pemasaran Jasa

Jasa yang berbeda dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (tidak nampak), Perishability (tidak dapat disimpan), Heteroginity (bervariasi), inseparability (tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), people based (sangat tergantung pada kinerja karyawan) dan contact customer (hubungan dengan konsumen secara langsung).

Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan secara langsung karyawan dalam delivery process, sehingga karyawan menjadi ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact yang sangat costly dapat dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan self service berbagai keperluan yang berkaitan dengan keuangan mereka.

Perilaku Pelanggan dalam Jasa

Keputusan konsumen memilih atau membeli jasa sangat tergantung pada bagaimana penyedia jasa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam setiap tahapan proses keputusan konsumen. Proses keputusan konsumen tidaklah sesederhana yang dibayangkan, tetapi melalui berbagai tahapan yang dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan sesudah pembelian.

Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Penyesuaian terhadap budaya ini menjadi sangat penting karena munculnya peluang pasar di era globalisasi. Untuk ini penyedia jasa harus memperhatikan dan mulai melakukan penyesuaian terhadap perbedaan budaya across border market

Segmentasi dan Target Pasar

Treat as individual, not as a number, itu merupakan kata hati pelanggan dimanapun. Dengan kata lain perlakukan konsumen dengan cara baik dan benar sehingga dapat memenuhi kebutuhan dengan baik. Jika itu dapat dilakukan penyedia jasa maka hati pelanggan akan menjadi terpikat, maka profit dan keuntungan tinggal soal waktu. vJika demikian maka penyedia jasa harus mulai memperhatikan arti penting segmentasi dalam upaya memikat hati konsumen melalui pemenuhan kebutuhan secara baik. Untuk memperkuat segmentasi pasar, perlu dilakukan targeting untuk dapat membidik kelompok konsumen yang lebih spesifik.

Positioning dan Differensiasi Produk Jasa

Banyak perusahaan jasa mengenalkan satu atau beberapa diferensiasi namun gagal karena positioningnya kurang kuat. Oleh karena itu perusahaan jasa perlu mengembangkan satu positioning yang membedakan tawarannya (offering) kepada pasarnya.
Harapan Konsumen Terhadap Jasa

Memahami harapan konsumen menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi penyedia jasa. Harapan sering dinyatakan sebagai titik acuan (point of reference) Perbandingan antara apa yang dirasakan dengan yang diharapkan. Jika harapan tidak sesuai, maka konsumen akan kecewa dan kemungkinan pindah ke produk jasa pesaing. Sampai dimana perusahaan dapat memenuhi harapan pelanggan akan berpengaruh terhadap persepsi kualitas jasa. Oleh karena sangat penting artinya bagi perusahaan untuk mengetahui harapan pelanggan dalam penyampaian pelayanan berkualitas.

Harapan konsumen terdiri dari dua tingkatan yaitu harapan tertinggi (desired service) dan harapan minimum (adequacy service). Di antara tingkatan itu ada zona toleransi yaitu konsumen mau menerima variasi dan heteoginitas produk jasa.

Persepsi Pelanggan Terhadap Jasa vAspek intangibility yang menyebabkan produk jasa hanya dapat dirasakan telah menyebabkan kualitas pelayanan (service quality) sangat menentukan. Keunggulan suatu produk jasa tergantung keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, Jasa secara spesifikasi harus market oriented serta memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk mengukur seberapa jauh konsumen dapat merasakan kualitas jasa maka Parasuraman dan Zeithalm, mengemukakan 5 dimensi yaitu reliability, assurance, empati, tangible dan responsiveness.

Peningkatan Kualitas Jasa Melalui Sistem Informasi Pelanggan-Riset Pemasaran

Sistem informasi kualitas pelayanan membantu perusahaan meningkatkan penyampaian kualitas jasa yang optimal. Sistem ini membantu memperbaiki pelayanan dalam organisasi sangat komplek, melibatkan pengetahuan tentang apa yang dilakukan pada banyak bidang seperti tekhnologi, sistem pelayanan, seleksi pegawai, training dan pelatihan, dan sistem penggajian.

Dengan mengembangkan sistem informasi kualitas pelayanan yang efektif maka perusahaan dapat memperoleh manfaat yaitu: mendorong dan memungkinkan manajemen untuk menyatukan suara-suara konsumen dalam membuat keputusan; menemukan prioritas pelayanan konsumen, mengidentifikasikan prioritas perbaikan pelayanan dan memberikan pedoman dalam mengambil keputusan alokasi sumber daya; memperhatikan pengaruh dari langkah awal kualitas pelayanan dan investas dan menawarkan pekerjaan berdasarkan data untuk pelayanan utama yang baik dan pelayanan sederhana yang benar.

Produk Jasa

Konsep produk jasa harus dilihat sebagai suatu bundle of activities antara produk jasa inti dan jasa-jasa pendukung, untuk dapat menghasilkan total offering secara optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Dengan mengembangkan jasa-jasa pendukung suatu produk jasa akan mempunyai keunggulan bersaing sebagai senjata untuk survive.

Selain itu penyedia jasa dapat memilih alternatif strategi produk jasa yaitu: melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk jasa dan diverifikasi. Strategi mana yang dipilih sangat tergantung pada situasi masing-masing perusahaan. Bagi penyedia jasa yang akan melakukan diversifikasi harus memanfaatkan teknologi dan melakukan inovasi, sehingga dapat menghasilkan produk jasa yang mampu memberikan solusi bagi pelanggan.

Strategi Harga Jasa

Penentuan harga produk jasa harus melihat dari perspektif konsumen dan pasar, yaitu dengan melihat 3 (tiga) komponen yang dapat menjadi pertimbangan yaitu biaya, nilai dan kompetisi. Penentuan produk jasa dapat dikaitkan dengan konsep net value, semakin besar manfaat yang dirasakan dibanding biaya yang dikeluarkan akan dinilai konsumen sebagai positif value.

Ada 3 (tiga) faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga yaitu persaingan, elastisitas dan struktur biaya. Penyedia jasa dapat memilih banyak alternatif dalam menentukan harga yang tepat sesuai dengan produk jasa yang ditawarkan.

Promosi dan Edukasi

Promosi pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya sekedar memberikan informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan perusahaan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli jasa perusahaan dibanding pesaing. Untuk melakukan kegiatan promosi ini dengan optimal perusahaan jasa dapat menggunakan bauran promosi yang terdiri dari periklanan (advertising), Penjualan Langsung (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), PR (public relation), informasi dari mulut ke mulut (word of mouth), Pemasaran Langsung (direct marketing), dan publikasi.

Perantara Pemasaran

Salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan jasa adalah bagaimana delivery proses produk jasanya dapat berjalan secara efektif. Peran perantara dalam hal ini menjadi penting tidak hanya berkaitan dengan keputusan pemilihan channel (saluran) yang digunakan tetapi juga keputusan mengenai pemilihan lokasi dimana perusahaan harus beroperasi.

Dalam penentuan lokasi ada tiga pertimbangan penting yang harus diperhatikan perusahaan jasa yaitu: konsumen mendatangi penyedia jasa, konsumen didatangi penyedia jasa atau ada mediator (kepanjangan tangan) antara penyedia jasa dan konsumen. Pemilihan saluran distribusi yang dapat digunakan perusahaan jasa adalah: agen penjualan, agen/broker, franchise dan agen pembelian.

Perusahaan Dagang

Untuk mempercepat pengembangan jasa baru maka proses linier dimana antar tahapan berjalan saling berurutan menjadi tidak efisien. Banyak perusahaan memutuskan untuk mempercepat pengembangan jasa baru dengan cara mengembangkan produk jasa secara fleksibel dimana tahapan dilakukan secara fleksibel. Fleksibilitas ini diperlukan untuk mempercepat proses, khususnya pada industri yang bergerak dibidang teknologi, dimana jasa berubah dengan sangat cepat.

Tahapan pengembangan jasa baru dapat dilihat pada tahapan berikut Pada pengembangan jasa baru ada dua tahapan inti yaitu perencanaan (front end planning) dan tahap implementasi. Pada tahap front end planning ada beberapa langkah yang dapat dipergunakan yaitu strategi pengembangan bisnis, strategi pengembangan jasa baru, penerapan ide, pengembangan konsep dan evaluasi dan analisis bisnis. Sedangkan tahap implementasi terdiri dari beberapa langkah yaitu: pengembangan jasa dan pelayanan, test pasar, komersialisasi dan evaluasi.

Penyajian Jasa

Keberhasilan penyedia jasa dalam penyajian jasa sangat tergantung pada peran beberapa pihak seperti karyawan, konsumen dan perantara. Untuk itu perusahaan harus dapat membina hubungan (relationship) yang baik atas dasar prinsip win-win situation untuk mendorong dan mengoptimalkan kinerja mereka. Membina hubungan baik dengan karyawan dapat dilakukan dengan meningkatkan kompensasi, mengurangi konflik dan motivasi. Dengan pihak konsumen penyedia jasa harus dapat memanfaatkan mereka sebagai co-production tanpa membebani konsumen. Dengan pihak perantara hubungan baik dapat dikembangkan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab dan pembagian keuntungan yang jelas.

Bukti Fisik Jasa (Phisical Evidence)

Bukti jasa dapat dibagi menjadi tiga yaitu yaitu orang (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence). Ketiga elemen ini berkaitan dan saling mendukung keberhasil dalam menciptakan image kualitas jasa. Selain people dan process, maka peran bukti fisik jasa menjadi penting untuk mengeliminasi aspek intangibility (ketidak nampakan) karena pelanggan seringkali melihat pada petunjuk-petunjuk yang bersifat tangibles dalam bentuk bukti fisik (phisical evidence), Tanda-tanda bukti fisik yang harus diberikan penyedia jasa juga dapat memberikan kesempatan untuk memberikan pesan-pesan yang kuat dan konsisten berkenaan dengan karatkteristik jasa dan apa ingin ditampilkan atau dicapai kepada segmen pasar sasaran.

Bukti fisik berperan penting bagi penyedia jasa dalam membantu sosialiasi, berperan memfasilitasi unjuk kerja atau tindakan-tindakan individual maupun interdependen dari orang-orang yang berada di lingkungan servicescape, yaitu konsumen dan karyawan, sebagai paket dari jasa yang ditawarkan dalam suatu cara yang berbeda dengan cara menawarkan barang, dapat membedakan perusahaan jasa dari pesaing serta menjadi tanda dari segmen pasar mana yang dituju.

Rabu, 23 Juni 2010

Cara Mengukur Kepuasan Pelanggan di Rumah Makan Padang






Pertanyaan

Yth Bapak Freddy, Jika saya ingin mengukur survei kepuasan pelanggan di rumah makan Padang yang saya kelola, kira – kira apa yang paling penting untuk dilakukan? Saya ingin melakukan survei kepuasan mereka atas rasa masakan kami. Tapi saya kesulitan menentukan indikatornya dan mekanisme surveinya. Kalau bisa, tolonglah saya dibantu.

Chaniago, Jakarta Barat

Jawaban

Survei kepuasan pelanggan di rumah makan Padang, tidak hanya ditentukan oleh rasa masakan saja, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor pelayanan mulai dari pelanggan melihat tampilan rumah makan Padang tersebut, kemudahan tempat parkir, memilih tempat duduk, kenyamanan ruangan, kebersihan rumah makan, keramahan pelayanan, kecepatan, keakuratan perhitungan pembayaran, harga yang diterapkan, rasa makanan, variasi makanan, kebersihan kamar kecil, kelancaran air untuk cuci tangan berikut sabun, sampai pelanggan keluar dari rumah makan Padang tersebut. Intinya ada lima dimensi yaitu: (1) Responsiveness (ketanggapan) yaitu kemampuan untuk menolong pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik. (2) Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. (3) Empathy yaitu rasa peduli untuk memberikan perhatian secara individu kepada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan, serta kemudahan untuk dihubungi. (4) Assurance (jaminan) yaitu pengetahuan, kesopanan, keramahan petugas serta sifat dapat dipercaya sehingga pelanggan merasa aman dan terbebas dari risiko. (5) Tangibles (bukti langsung), yaitu semua kenampakan fisik yang langsung terlihat, misalnya fasilitas fisik, perlengkapan peralatan, penampilan karyawan, serta berbagai sarana dan prasarana. Mekanisme survei kepuasan pelanggan untuk rumah makan Padang adalah dengan membuat kuesioner, atau bisa dilakukan FGD (focus group discussion) dengan berbepedoman pada berbagai indikator yang telah disebutkan di atas. Analisis dilakukan dengan membandingkan harapan pelanggan dengan apa – apa yang dirasakan pada saat menikmati jasa yang disediakan dalam restoran Padang. Tujuan melakukan survei kepuasan pelanggan ini adalah untuk mengetahui keunggulan bersaing yang dimiliki, serta mengetahui indikator – indikator apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya sehingga pelanggan merasa puas, yang selanjutnya dapat dibuat program peningkatan loyalitas pelanggan, sehingga jumlah pelanggan loyal semakin meningkat jumlahnya. Selamat melakukan survei.

ANALISIS PEMASARAN MIE INSTANT PT INDOFOOD

BAB I
PENDAHULUAN
Dunia usaha, baik produksi maupun jasa selalu dihadapkan dengan
persaingan. Untuk mengatasi persaingan, perusahaan menempuh berbagai cara
dan strategi untuk menyampaikan hasil produksinya dengan cepat, tepat, cermat,
hemat dan memuaskan ke tangan konsumen. Strategi pemasaran juga disesuaikan
dengan kemampuan dana perusahaan melalui bauran pemasaran yaitu faktor
produk, harga, distribusi dan promosi. Kegiatan pemasaran harus dilakukan sesuai
dengan tujuan perusahaan memperoleh keuntungan yaitu dengan mengadakan
kegiatan promosi yang terarah, terncana dan terpadu. Kegiatan promosi harus
sejalan dengan rencana pemasaran yang diarahkan dan dikendalikan untuk
mengembangkan laju perusahaan.
Promosi yang tidak terkendali akan menurunkan tingkat penjualan,
sehingga biaya yang dikeluarkan untuk promosi merupakan pemborosan,
4sedangkan saluran distribusi dipakai oleh semua perusahaan untuk memproduksi
barang dengan kualitas yang baik, namun banyak pula yang gagal memenuhi
target pasarnya. Keadaan ini disebabkan oleh kebijakan distribusi yang kurang
tepat sehingga barang yang dihasilkan kurang laku dipasar dan menyebabkan
banyak konsumen merasa kurang puas. Dengan demikian, saluran distribusi
memeliki peranan penting bagi kelangsungan hidup dan tumbuh perusahaan.
Seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami akan
mengakibatkan berkurangnya waktu yang tersedia untuk menyiapkan kebutuhan
keluarga. Hal ini bukan dianggap suatu kendala bagi suatu rumah tangga karena
dengan semakin banyaknya anggota yang bekerja di luar, maka tingkat
pendapatan keluarga pun akan turut meningkat. Kebutuhan-kebutuhan yang
muncul, seperti kebutuhan konsumsi yang semakin tinggi dikarenakan
keterbatasan waktu untuk keluarga tersebut tetap dapat dipenuhi oleh keluarga
tersebut. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi
dari suatu keluarga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif
terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Salah satu
produsen mie instan terbesar di Indonesia saat ini adalah Indofood. Perusahaan ini
menguasai hampir 80 % dari produksi mie instan di Indonesia. Tidak dapat
dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah
tangga, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie memang
luwes, tidak hanya sebagai pangan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk-
pauk sehingga sering dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie
goreng atau mie kuah.
Semakin banyaknya jenis maupun merek mie instan yang beredar di pasar,
maka keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk
saja, tetapi sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi
mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat
diketahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan
karakteristik dari masing-masing segmen. PT. Indofood Sukses Makmur bergerak
di bidang usaha industri pengolahan makanan yang hampir seluruh produknya
5menguasai pasar di Indonesia. Produk yang dihasilkan termasuk miee instant
(Indomie, Sarimi, Supermi, Cup Noodles, Pop Mie, Intermie, Sakura). Indofood
merupakan produsen mie instant terbesar dengan kapasitas produksi 13 milyar
bungkus per tahun. Selain itu Indofood juga mempunyai jaringan distribusi
terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (2004-2006),
perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu
peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu
penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek
yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang.
PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai
basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu
keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena
kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang
sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok,
menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi.
Perusahaan yang dijadikan kasus penelitian ini diperoleh melalui internet,
yaitu PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Produk-produk Indofood dinikmati
setiap hari pada setiap siklus kehidupan seperti makanan untuk anak-anak,
makanan untuk masa pertumbuhan di usia sekolah hingga masa remaja dan
menginjak usia dewasa serta makanan keceriaan dalam kehidupan. Adapun tujuan
penulisan makalah ini untuk menelaah dan menganalisis pengaruh biaya promosi
dan biaya distribusi terhadap penjualan yang dilakukan pada PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk.
6BAB II
PEMBAHASAN
Tingkat persaingan yang tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran
loyalitas konsumen mie instan produk indofood kepada mie instan produk yang
lain. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk senantiasa melakukan riset
pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui
kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa
pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-
hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi dan mematangkan
strategi pemasaran yang dijalankannya.
Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie
instan, agar menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan
tidak dirugikan karena terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan
pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon konsumen terhadap produk
miee instan tersebut. Untuk dapat menentukan respon konsumen, terlebih dahulu
7perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam proses keputusan. Mengetahui faktor-
faktor tersebut akan memudahkan perusahaan dalam mengambil langkah dalam
kegiatan pemasaran yang akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat
kepuasan dari konsumen mie instan terhadap kegiatan pemasaran yang telah
dilakukan perusahaan.
PASAR mi instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan
masyarakat Indonesia terhadap mi cepat saji ini cukup besar. Tidak heran jika dari
waktu ke waktu banyak perusahaan baru melirik pasar mi instan.
Meski demikian, hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood
Sukses Makmur Tbk masih menguasai pasar. Dominasinya begitu kuat walaupun
sudah terjadi pergeseran. Jika 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pangsa pasar
mi instan, tahun lalu menurun menjadi 75%. Sisanya yang 25% dikeroyok merek
mi instan lainnya.
Kemunduran itu patut diwaspadai. Apalagi baru-baru ini muncul Mie
Sedap milik PT Sayap Mas Utama yang merupakan grup dari kelompok Wings.
Meski produk ini baru diluncurkan pada Mei 2003 dan baru didistribusikan di
Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah mulai diperbincangkan di kalangan
pembeli di warung-warung, bahkan pasarh swalayan.
Pakar pemasaran Rhenald Kasali mengatakan, manajemen Indomie harus
meningkatkan kewaspadaan karena Mie Sedap melakukan promosi sangat agresif.
‘’Gebrakannya luar biasa, harganya pun di bawah Indomie, ditambah keunggulan-
keunggulan lain. Saya rasa persaingan pasar mi instan akan semakin ketat,'’
katanya ketika dihubungi Media di Jakarta, baru-baru ini. Ketatnya persaingan
produk mi instan disadari benar oleh manajemen PT Indofood. Sumber yang tidak
mau disebut namanya mengakui bahwa saat ini penguasaan Indofood terhadap
pasar mi instan menurun dari 90% menjadi 75%. ‘’Tapi kami tidak diam saja.
Saat ini sedang disusun strategi baru,'’ katanya.
Dalam siaran persnya, Dirut & CEO Indofood Eva Riyanti Hutapea
mengatakan, meski terjadi penurunan penguasaan pasar, namun divisi mi instan
tetap dapat meraih kenaikan penjualan sebesar 6,6% menjadi Rp4,5 triliun
dibanding Rp4,2 triliun pada periode yang sama 2002. Kenaikan itu antara lain
8dipengaruhi lebih tingginya harga jual rata-rata. Selain itu, hingga saat ini divisi
mi instan tetap dapat mempertahankan volume penjualannya sebesar 7,3 miliar
bungkus.
Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan
strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain
fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale,
scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and
cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya
dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.
Berbicara tentang pangsa pasar mi instan, Manager Promosi PT Sayap
Mas Utama Rudy Bonardy mengakui bahwa dominasi Indofood masih sangat
kuat. Meski demikian, Rudy optimistis produk Mie Sedap bisa mengambil bagian.
‘’Di Indonesia bisnis mi instan sangat menjanjikan. Mie Sedap diluncurkan Mei
2003 dan baru mengeluarkan empat varian. Untuk sementara distribusi kami baru
di Pulau Jawa dan Bali,'’ katanya.
Seberapa besar Mie Sedap bisa mengambil pangsa pasar yang tersedia,
Rudy belum bisa menjawab. ‘’Kami masih pemula. Sedangkan Indofood adalah
pemain lama yang saat ini menguasai 75% pangsa pasar mi instan. Sisanya 25%
dikeroyok merek-merek lain. Tapi saya optimistis, Mie Sedap bisa meraih
konsumen melalui strategi pemasaran dan promosi yang gencar.'’
Strategi awal Mie Sedap, menurut Rudy, antara lain bermain di harga
pasaran yang sangat ekonomis namun bumbu mi yang diberikan kelas premium.
Diberlakukan pula strategi klasik dengan memberi hadiah berupa piring dan gelas.
Hal utama lain yang tidak boleh diabaikan adalah distribusi. Meski masih berkutat
di Jawa dan Bali, namun pendistribusian produk diusahakan merata dari tingkat
grosir sampai tim motor yang menjelajahi warung-warung kecil.
Strategi itu didukung iklan yang cukup gencar, baik tematik, iklan produk,
maupun versi testimoni. Menurut Rudy, ada satu hal yang belum pernah
dilakukan oleh kompetitor. Misalnya, menyuruh orang sebanyak-banyaknya
mencoba Mie Sedap yang dilakukan di mal, tempat wisata, kampus secara gratis.
9‘’Dengan cara itu, kami bisa memperoleh umpan balik langsung berupa kritik,
saran, dan pujian,'’ paparnya.
Lebih jauh Rudy mengatakan, dana yang dikeluarkan perusahaan untuk
promosi Mie Sedap cukup besar. ‘’Saya enggan menyebutkan jumlah. Tapi yang
jelas cukup besarlah. Masyarakat dapat menilai sendiri berapa dana yang
dikeluarkan untuk iklan di delapan stasiun televisi, billboard di halte-halte
sepanjang Jawa-Bali, belum lagi kegiatan below the line,'’ tuturnya.
Ditanya tentang permintaan pasar terhadap Mie Sedap, Rudy mengatakan
sangat bagus. Bahkan saat ini produksinya belum bisa memenuhi permintaan
pasar. ‘’Masih banyak barang kosong di toko ataupun variannya tidak lengkap.
Padahal, reaksi pasar di luar dugaan. Perusahaan akan terus berusaha memenuhi
permintaan pasar dengan menambah kapasitas produksi dan distribusi lebih
merata lagi,'’ tandasnya.
Di wawancara terpisah, Budianto, Presiden Direktur Sentrafood yang
memproduksi mi instan bermerek Salami, mengatakan meski persaingan ketat,
namun tetap ada peluang bagi pemain baru yang ingin menggarap pasar mi instan.
Salami sendiri, menurut Budianto, terus melakukan inovasi. Baru-baru ini
diluncurkan Salami rasa mi Jawa. ‘’Peluncuran itu sudah melalui riset mendalam.
Jadi tidak asal-asalan. Kami akan terus mengeluarkan produk-produk baru yang
belum pernah ada,'’ kata Budianto. Dia menambahkan, kini produknya mengambil
pasar mi instan kurang dari 10%.
Indofood tak bisa diam terlalu lama melihat agresivitas para pesaingnya.
Belakangan, aktivitas beriklan, varian anyar, hingga kegiatan lini bawah aktif
digelar demi mempertahankan pangsa pasar sekaligus gelar sang pemimpin.
Enam tahun lalu, Indofood masih menjadi penguasa mutlak pasar mie
instant Indonesia. Bayangkan, ketika itu Indofood menguasai sekitar 90% pangsa
pasar! Sebagai dominant market leader, Indofood sempat terlena me-maintain
pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap
dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.
Persaingan yang ”tiba-tiba” ketat ini menyebabkan Indofood kehilangan
pangsanya. Market share yang mencapai 90% itu pelan-pelan tergerogoti
10sehingga sekarang tinggal 70%. Penjualan Indofood tetap naik, namun ada
sebagian pasar – bisa jadi konsumen baru – yang direbut oleh merek baru.
Sehingga di pasar yang sebenarnya tumbuh, pertumbuhan pasar Indofood –
karena besarnya – tidak mampu mengimbangi pertumbuhan pasar secara total.
Menyadari hal ini, Indofood ”bangkit” dari tidurnya. Raksasa mie instant ini
mengerahkan seluruh brand-nya untuk bertahan dan mengembalikan market
share yang direbut kompetitor.
Indofood sebetulnya pernah bereaksi atas serangan Mie Sedaap dengan
meluncurkan Indomie Kriuk, varian baru Supermi Sedaaap, dan gimmick ”Beli 5
Gratis 1” dalam rentang waktu yang cukup panjang. Reaksi Indofood yang
cenderung impulsif ini dinilai para pengamat kurang strategis, terlalu pragmatis,
”terjebak permainan challenger”--kesalahan yang sering dilakukan oleh big
brands.
Tidak mau tersandung di batu yang sama untuk kedua kalinya, tahun ini
Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih
menunjukkan jati diri Indofood sebagai market leader. Hampir semua brand
dalam portfolio-nya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun
peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan kampanye ”Selera
Nusantara” yang lebih modern. Sarimi lebih difokuskan untuk membendung
produk unggulan Mie Sedaap Soto Ayam—dengan meluncurkan produk Sarimi
Soto Koya yang di-endorse oleh Luna Maya.
Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan produk baru: mie
goreng rasa soto (GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari (GoKar). Indofood
juga menggunakan Slank untuk meng-endorse Supermi—Supermi tampaknya
akan dijadikan brand unggulan kedua Indofood setelah Indomie yang
menyumbang hampir separuh omset divisi noodle Indofood. Akan halnya Pop
Mie, meskipun saat ini bisa dibilang melenggang sendiri tanpa head on
competitor, Indofood sudah mengantisipasinya dengan upaya building brand
melalui kampanye dan promosi di kalangan remaja.
Direktur Indofood Taufik Wiraatmadja membantah agresivitas Indofood
sebagai reaksi atau jawaban atas gencarnya program pemasaran kompetitor.
11”Kami tidak melihat kompetitor sebagai musuh. Kami melihat kompetitor sebagai
teman dalam usaha membesarkan pasar mi instant. Masing-masing juga punya
satu kesempatan untuk berinovasi,” kata Taufik diplomatis.
Agresivitas Indofood belakangan ini juga menjadi pembicaraan seru di
komunitas Mix-MarketingClub. Ada yang mengapresiasi, ada yang menilai
negatif, ada pula yang membandingkannya dengan action kompetitor. Seorang
marketer yang enggan mengungkapkan jati dirinya menilai brand concept Mie
Sedaap lebih baik. Iklan Mie Sedaap versi Titi Kamal yang menawarkan pesan
”mie yang bergizi,” katanya, jauh lebih cerdas dan berkonsep. “Anda bisa
bayangkan bagaimana kalau ternyata iklan tersebut mampu mengubah image
bahwa makan mie tidak sehat menjadi positive image. Hanya dengan
menambahkan kata 'bervitamin dan bergizi',” urai BrandMaker, demikian peserta
milis itu menyamarkan jati dirinya.
Padahal, lanjutnya, Indomie juga pernah mengusung tema kampanye
”bergizi” seperti yang dilakukan Mie Sedaap saat ini. Tapi Indomie tidak me-
maintain kampanye itu. BrandMaker mengkhawatirkan kemiripan target market—
yang dipresentasikan oleh talent iklan Supermi, Pop Mie—akan menyebabkan
terjadinya kanibalisme atau ”perang saudara” antara sesama brand Indofood.
Sementara itu, Harris Pranata Wijaya, pemasar yang turut berkomentar di
milis, beranggapan bahwa langkah Indofood mengepung Mie Sedaap sangat tepat.
Menurutnya, Indofood memiliki kelebihan dibanding Mie Sedaap dalam hal
brand portfolio. Indofood memiliki tiga brand utama, yaitu Indomie, Supermi, dan
Sarimi. Pop Mie tidak diitung karena konsepnya berbeda. Sementara WingFood,
hanya memiliki satu brand, Mie Sedaap.
Harris melihat brand portfolio Indofood dibuat bukan berdasar segmentasi
target market, melainkan berdasarkan segmentasi selera dan harga yang
diwujudkan dalam varian rasa. ”Kanibalisasi pasti akan terjadi. Tapi hasilnya
Indofood tetap akan unggul. Setidaknya, market share-nya tidak akan turun lagi,
malah mungkin akan meningkat,” ujar Harris memprediksi.
Kekhawatiran Indofood terhadap para pesaingnya sangat dimaklumi.
Menurut catatan MIX, pada 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar
1290%. Begitu Mie Sedap masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru, harga
kompetitif, dan promo yang gebyar, pangsa pasar Indofood mulai goyah. Pada
2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar 75%--25%
sisanya diperebutkan oleh pesaingnya. Kini pangsa pasar Indofood tinggal 70%.
Menurut pemantauan MIX di sebuah minimarket di kawasan Depok, Jawa
Barat, Indomie merupakan produk mi instan paling laris (terjual 4-6 karton per
hari), diikuti oleh Mie Sedaap (2-4 karton per hari), Supermi (1 karton), Kare (1
karton), Sarimi (½ karton), dan Pop Mie (20 pieces per hari). Sedangkan produk
baru Supermi GoSo, GoBang, dan GoKar pada masa penetrasi ini terjual 2 karton
sehari. ”Di antara merek-merek tersebut, hanya Mie Kare yang sampai sekarang
masih melakukan promosi ”beli 10 dapat 1 mangkuk,” tutur Haidir, karyawan
bagian merchandising minimarket yang dalam sehari dikunjungi sekitar 500 orang
ini.
Indofood memang layak khawatir karena agresivitas pemasaran Mie
Sedaap sangat gencar. Tidak hanya di above the line, di tataran trade marketing
pun Mie Sedaap begitu intense. Ronald Sipahutar, moderator milis Marketing
Club, mengamati Mie Sedaap agresif mengakuisisi warung-warung Indomie siap
saji.
Sejatinya, Warung Indomie adalah salah satu channel Indofood yang
dibangun dan dikembangkan sekian lama. Indofood mengajarkan para pengelola
warung membuat Indomie, men-support warung-warung mereka dengan spanduk,
sekaligus memonitor ketersediaan produk Indomie di sana. ”Saat masih tinggal di
Jogja, saya masih menemukan warung-warung dengan sisa spanduk yang kumuh
bertuliskan 'Warung Indomie. Dan saat saya berbicara dengan pemilik warung,
dengan bangganya mereka mengatakan betapa bagusnya support Indomie saat
itu,” tutur Ronald.
Namun ketika Ronald menyambangi kembali Warung Indomie
langganannya, dia melihat warung tersebut juga mulai menjual Mie Sedaap—
walaupun, hanya beberapa bungkus. ”Saya juga melihat spanduk biru yang
bututnya sudah diganti dengan spanduk Warung Sedaap yang bagus dan kinclong.
Menurut pedagangnya, laku tidak laku Mie Sedaap-nya, dia diberikan insentif Rp
1350 ribu per bulan,” ungkap Ronald mulai menangkap gejala sebuah aktivitas
akuisisi sedang berlangsung. ”Semoga kali ini Indomie tidak tutup mata dan
terlambat bertindak. Kecepatan beraksi dan ketepatan bertindak adalah cara jitu
memukul market leader,” ucap Ronald mengingatkan.
Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan
Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan Pada
PT. Indofood Sukses Makmur, TBK. Dalam bauran pemasaran dikenal dengan
produk, harga, promosi, dan distribusi yang tujuannya untuk meningkatkan
penjualan. Promosi adalah kegiatan pemasaran yang sangat penting bagi
perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen, sedangkan
distribusi merupakan proses pendistribusian produk dan jasa yang sesuai dan
terorganisir sehingga terjadi keefektifan penjualan.
Kegiatan promosi harus sejalan dengan rencana pemasaran yang diarahkan
dan dikendalikan untuk mengembangkan laju perusahaan. Promosi yang tidak
terkendali akan menurunkan tingkat penjualan, sehingga biaya yang dikeluarkan
untuk promosi merupakan pemborosan, sedangkan saluran distribusi dipakai oleh
semua perusahaan untuk memproduksi barang dengan kualitas yang baik, namun
banyak pula yang gagal memenuhi target pasarnya. Keadaan ini disebabkan oleh
kebijakan distribusi yang kurang tepat sehingga barang yang dihasilkan kurang
laku dipasar dan menyebabkan banyak konsumen merasa kurang puas. Dengan
demikian, saluran distribusi memeliki peranan penting bagi kelangsungan hidup
dan tumbuh perusahaan.
Saluran Distribusi
Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan lepas dari masalah
penyaluran barang yang dihasilkan atau barang yang akan dijual ke konsumen.
Para produsen berhak menentukan kebijakan distribusi yang akan dipilih dan
disesuaikan dengan jenis barang serta luasnya armada penjualan yang akan
digunakan. Jika perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam,
perusahaan harus segera mengadakan penelitian terhadap pasarnya. Penelitian
tersebut untuk mengetahui kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin
menstimulir permintaan serta menciptakan langganan (Kotler, 2006). Ada
14beberapa alternatif yang mungkin dipilih penjual dalam mendistribusikan
produknya kepada konsumen, yaitu :
(1) manufaktur → konsumen,
(2) manufaktur → pedagang eceran → konsumen,
(3) manufaktur → pedagang besar → pedagang eceran → konsumen dan
(4) manufaktur → agen → pedagang besar → pedagang eceran →konsumen
Promosi
Promosi merupakan aktivitas pemasaran untuk mengkomunikasikan
informasi tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen sehinggga
menciptakan permintaan (Burnett, 2000). Untuk dapat mengkomunikasikan
produknya dengan efektif, perusahaan harus menentukan terlebih dahulu pasar
sasarannya (target market) dan mengkombinasikan dengan alat promosi seperti
periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan
tenaga penjual sedemian rupa sehingga konsumen dapat mengenal produk
perusahaan dan tertarik untuk membeli produk tersebut (Payne, 2000).
Visi Perusahaan dan Kegiatan Pemasaran
Visi Indofood Sukses Makmur, Tbk. Adalah menciptakan pilihan menjadi
penyedia utama makanan dan consumer products bermerek terkemuka bagi jutaan
consumen di Indonesia dan juga diberbagai penjuru dunia. PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk. Mempunyai 63 perusahaan termasuk anak cabangnya dengan
jaringan distribusinya meliputi lebih dari 350 depot dengan jumlah karyawan tetap
sampai dengan 31 Desember 2006 sebanyak 49.367 karyawan tetap dan 1200
kendaraan operasional.
kegiatan pemasaran memegang peranan sangat penting dalam menjual
produknya kepada masyarakat dengan cara :
(1) penjualan langsung, yaitu dilakukan dengan menggunakan armada penjualan
sendiri yang beroprsi di DKI Jakarta, Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi,
(2) penjualan tidak langsung, meliputi wilayah pemasaran di seluruh Indonesia.
Dilakukan lewat distributor lalu pengecer dan grosir baru ke konsumen akhir, dan
15(3) lewat promosi, melalui media cetak maupun elektronik.
Data Biaya promosi, biaya distribusi dan penjualan.
Tabel berikut adalah rekapitulasi data biaya promosi, biaya distribusi dan
penjualan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. dari tahun 1999 sampai tahun
2006. Untuk melihat perkembangan biaya promosi, dan biaya distribusi serta
tingkat penjualan dari tahun 1999 sampai dengan 2006 dijelaskan melalui tabel
dan grafik. Dengan menggunakan tabel maupun grafik dapat dilihat tingkat
kenaikan atau penurunan dari biaya promosi, distribusi maupun penjualan. Pada
tabel 1 terlihat bahwa perkembangan biaya promosi dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan. Tahun 1999 sampai tahun 2006 mengalami kenaikan
17.09% tetapi pada tahun 2002 – 2003 mengalami penurunan sampai 4.4%
kemudian pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 18.8%. Pada tahun 2005
mengalami penurunan sebesar 5.66% dan akhirnya pada tahun 2006 mengalami
kenaikan sebesar 5.99%. perkembangan biaya distribusi yang mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2002 yang mengalami penurunan
sebesar Rp 31 milyar. Mengalami kenaikan maupun penurunan, misalnya pada
tahun 1999 – 2001 mengalami kenaikan sebesar 27.02%, sedangkan pada tahun
2002 mengalami penurunan yang drastis sebesar 34.04% kemudian tahun 2003
mengalami kenaikan sebesar 48.64%, tahun 2004-2005 mengalami penurunan
kembali sebesar 20.96% dan akhirnya pada tahun 2006 mengalami kenaikan
sebesar 38.67%.
perkembangan penjualan dari tahun ke tahun secara fluktuasi, baik dilihat
dari rupiah maupun persentasenya. Pada tahun 1999-2000 persentase penjualan
mencapai 23.42%, sedangkan pada tahun 2000-2001 mengalami penurunan
sampai dengan 11.66%. Selama tahun 2002-2003 mengalami kenaikan sebesar
11.83%, tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 0.83%, tahun 2005 mengalami
kenaikan sebesar 3.06% dan pada akhir 2006 mengalami kenaikan sebesr 17.47%.
Perkembangan biaya promosi terlihat pada gambar 1, biaya distribusi terlihat pula
pada gambar 2 dan tingkat penjualan. Terlihat dengan jelas terjadinya kenaikan
dan penurunan dari tahun ke tahun. perbandingan antara biaya promosi, biaya
16distribusi dan tingkat penjualan. Hal ini semakin jelas terjadinya fluktuasi dari
tahun ke tahun.
Strategi Pemasaran
Dominasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk begitu kuat walaupun sudah
terjadi pergeseran. Tahun 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pasar mie instan,
tahun lalu menurun menjadi 75%. Sisanya yang 25% dikeroyok merk mie instan
lainnya. Kemunduran itu patut diwaspadai. Apalagi baru-baru ini muncul produk-
produk baru, seperti mie sedap milik PT Sayap Mas Utama yang merupakan grup
dari kelompok Wings yang diluncurkan pada Mei 2003 dan baru didistribusikan
di Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah mulai diperbincangkan di
kalangan pembeli di warung-warung, bahkan pasar swalayan.
Ketatnya persaingan produk mi instan disadari benar oleh manajemen PT
Indofood. Sumber yang tidak mau disebut namanya mengakui bahwa saat ini
penguasaan Indofood terhadap pasar mi instan menurun dari 90% menjadi 75%.
Meski terjadi penurunan penguasaan pasar, namun divisi mie instan tetap dapat
meraih kenaikan penjualan sebesar 6,6% menjadi Rp4,5 triliun dibanding Rp4,2
triliun pada periode yang sama 2002. Kenaikan itu antara lain dipengaruhi lebih
tingginya harga jual rata-rata. Selain itu, hingga saat ini divisi mi instan tetap
dapat mempertahankan volume penjualannya sebesar 7,3 miliar bungkus.
Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan
strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain
fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale,
scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and
cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya
dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.
Teori-teori dari Strategi Pemasaran
Promosi
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan
mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi
atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
Tujuan Promosi
171. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi persaingan pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang
diinginkan
Tujuan trnsaksional system pemasaran dalam strategi pemasaran adalah :
- Tingkat konsumsi masyarakat yang maksimum
- Tingkat kepuasan konsumen yang maksimum
- Tingkat pilihan konsumen yang maksimum
- Kualitas hidup konsumen yang maksimum
Aspek pemasaran yang meliputi kegiatan :
- Perencanaaan barang
- Penetapan harga
- Program promosi
- Saluran distribusi
Saluran distribusi
Pendistribusia adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar serta
mempermudah penyampaian produk dan jasa dari produsen kepada konsumen
sehimgga pengguna sesuai dengan yang di perlukan. Proses pendistribusian yang
merupakan strategi pemasaran :
- Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi pemasaran
- Memperlancar arus saluran pemasaran secara fisik dan non fisik
18BAB III
PENUTUP
Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie
instan, agar menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan
tidak dirugikan karena terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan
pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon konsumen terhadap produk
miee instan tersebut. Untuk dapat menentukan respon konsumen, terlebih dahulu
perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam proses keputusan. Mengetahui faktor-
faktor tersebut akan memudahkan perusahaan dalam mengambil langkah dalam
kegiatan pemasaran yang akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat
kepuasan dari konsumen mie instan terhadap kegiatan pemasaran yang telah
dilakukan perusahaan.
19Pasar mi instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan
masyarakat Indonesia terhadap mi cepat saji ini cukup besar. Tidak heran jika dari
waktu ke waktu banyak perusahaan baru melirik pasar mi instan. tahun ini
Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih
menunjukkan jati diri Indofood sebagai market leader. Hampir semua brand
dalam portfolio-nya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun
peluncuran produk baru.
hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
masih menguasai pasar. Dominasinya begitu kuat walaupun sudah terjadi
pergeseran. Jika 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pangsa pasar mi instan,
tahun lalu menurun menjadi 75%. Sisanya yang 25% dikeroyok merek mi instan
lainnya.
Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan
strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain
fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale,
scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and
cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya
dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.
DAFTAR PUSTAKA
http://pinkgirl-diary.blogspot.com/2008/07/pemasaran-indofood.html
http://ada-apa-denganku.blogspot.com/2008/07/strategi-pemasaran
indofood_12.html
http://mix.co.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=116&Itemid=144
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/ekonomi-manajemen/respon-konsumen-
terhadap-mie-instan-produk-indofood-studi-kasus-di-pasar-atas-cimahi
http://scylics.multiply.com/journal/item/390
http://perfilman.pnri.go.id/files/08090902Sep31DidinMEditedVer2.pdf
http://tiaamalia.ngeblogs.com/2009/12/11/strategi-pemasaran-pt-indofood/
http://www.indofood.com/
20